Tampilkan postingan dengan label caesarea maritima against a dancer. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label caesarea maritima against a dancer. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 21 Agustus 2021

Mitos Huruf Kesepuluh (Bagian : 2)

Ssttt...sedang mencuri dengar

Ar-Ra’d ayat 38 : Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu, dan kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan suatu ayat (mujizat) melainkan dengan ijin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada Kitab yang tertentu.

Ar-Ra’d ayat 39 : Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan disisi-nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh).

Dalam Surat Ar-Ra’d ayat 38 dan 39, terdapat keterangan mengenai Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh), dimana hanya disisi Allah SWT lah semua sumber pengetahuan dan keterangan yang Dia kehendaki tersurat, dan apa yang masih tersimpan rapat dan menjadi misteri, hanya Allah sang pemberi keterangan yang mampu mengungkap maksud apa yang masih tersembunyi. Dan jika tidak ada ijin Allah SWT, tidak akan terungkap maksud sebenarnya yang diinginkan. Atau tidak ada jawaban ayat atas penjabaran yang belum waktunya untuk diungkap.

Ekspos cerita mengenai Lauh Mahfuzh dalam Quran, menurut keterangan ayat di atas sebenarnya adalah tempat dimana semua tulisan suci (kitab) berasal. Lauh Mahfuzh adalah tempat mengarungi kebijaksanaan, dan dengan cara yang berhasil disusun, apa yang dijabarkan sama sekali bukanlah bualan. Tempat dimana jarak membentang begitu luas, sehingga setiap tulisan yang disusun, meluaskan pandangan dan membuat bijaksana bagi siapapun yang membacanya. Tempat sebenarnya dari semua huruf yang tampak dan tersembunyi. Lauh Mahfuzh (Ummul Kitab), disana tersimpan perkara bijak menyangkut apa yang perlu dilakukan, termasuk perkara yang tersegel rapi namun tersembunyi atas apa yang belum terlihat dan dinyatakan dilarang untuk dipertanyakan sebelum waktunya.

Namun iblis yang terkutuk mencuri dengar. Iblis mengenal perkara yang gaib, dan dunia iblis terus-menerus mengungkit-ungkit tentang perkara yang sebenarnya sudah diputuskan kebijaksanaannya, (termasuk menyangkut yang gaib yang belum waktunya diperkarakan). Namun iblis yang penasaran belumlah mengerti tentang perkara bijaksana yang dimaksud, sehingga ia memutuskan untuk pergi ke Lauh Mahfuzh lalu mencuri dengar. Disini, maksud mengenai “iblis mengetahui perkara yang gaib,” sebenarnya adalah hasil dari perbuatan iblis yang lalu yang mencuri dengar. Kemudian, kenapa iblis tertarik untuk kembali mencuri dengar? Keterikatan iblis untuk pergi ke tempat tersebut sebenarnya didasari oleh kecemburuan yang terus-menerus. Dikatakan bahwa iblis tidak mau menuruti perintah Tuhan dan hal tersebut terlihat dengan bantahan iblis atas perintah tunduk kepada Adam. Iblis yang menurut kebijaksanaannya (cara bijak), menentang keputusan Tuhan dilandasi oleh fakta bahwa penciptaan Adam tidak memenuhi syarat untuk membuat iblis patut tunduk dan menyembahnya. Karena asal-muasal iblis adalah unsur panas atau api, sedangkan asal Adam adalah tanah yang diberi dibentuk. Tanah yang seharusnya tunduk kepada api, bukan api yang tunduk kepada tanah. Hal itulah yang mendasari ketidakpuasan iblis. Lalu, kenapa Tuhan memerintahkan iblis untuk tunduk kepada Adam? Apakah keterangan Tuhan menyangkut perkara yang masih tersembunyi dan yang bukan waktunya untuk diungkap?

Dikatakan dalam Quran bahwa “Iblis diberi tangguh,” sampai batas waktu yang ditentukan. Perkara yang sudah diputuskan tidak membuat iblis puas, tapi iblis “yang diberi tangguh” memutuskan untuk terlebih dahulu mencari tahu tentang perkara yang belum waktunya diputuskan.

Lauh Mahfuzh tertutup dan dijaga ketat oleh malaikat. Untuk jenis yang sebenarnya tidak memiliki kepentingan untuk mengetahuinya, termasuk iblis, malaikat tidak mengijinkan masuk.

Al-Hijr ayat 17 : dan Kami menjaganya dari tiap-tiap syaitan yang terkutuk.

Al-Hijr ayat 18 : kecuali syaitan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat), lalu dia dikejar oleh semburan api yang terang.

Namun Iblis memakai cara-cara ilusi. iblis yang licin memiliki beragam tipu muslihat sehingga ia berhasil masuk dan mencuri dengar.

Al-Hijr ayat 14 : dan jika seandainya kami membukakan kepada mereka salah satu dari (pintu-pintu) langit, lalu mereka terus-menerus naik ke atasnya.

Al-Hijr ayat 15 : tentulah mereka berkata, “Sesungguhnya pandangan kamilah yang dikaburkan, bahkan kami adalah orang-orang yang kena sihir.”

Dan iblis yang berhasil masuk, kemudian hanya memperoleh “yang sedikit”, sebelum kembali melarikan diri. Namun iblis adalah penyusun yang menjerumuskan. Membuat yang sedikit itu seolah-olah adalah perkara yang luar biasa besar di kemudian hari adalah keahlian yang dimiliki iblis. Iblis berhasil kabur dan membawa yang sedikit tersebut ke suatu tempat, dan kemudian menyimpannya.

Pada tahun 1949, pada suatu siang yang terik, dimana angin laut mediterania berhembus sepoi-sepoi, saat itu sedang musim panas, sekelompok arkeolog yang dipimpin oleh Antonio Prova, sedang melakukan penggalian pada sebuah situs teater kuno “Caesarea Maritima”. situs tersebut merupakan situs peninggalan kerajaan Yunani-Romawi pada jaman Mediterania Kuno. Rencananya adalah rekonstruksi utuh dari situs bangunan teater tersebut sehingga ditemukan keseluruhan konsep bangunan. Namun secara tak terduga, saat penggalian mereka menemukan sesuatu yang menarik. Dari bagian pilar sebelah selatan, pada kedalaman 3 meter, ditemukan sebuah lembaran dengan tulisan di kedua sisinya.

Lembaran yang kemudian diberi judul “From Caesarea Maritima Against a Dancer” ternyata adalah defixionum (latin : defixiones) tabellae atau “lembar kutukan”.

Tempat ditemukannya
"lembar kutukan Caesarea Maritima Against a Dancer"

Defixiones Tabellae

Defixiones adalah bentuk latin dari kata defixionum yang berarti “kutukan”, sedangkan tabellae adalah “lembar” atau “lembaran”. Dan dengan demikian defixiones tabellae berarti juga “lembar kutukan”.

“Lembar kutukan” sendiri sebenarnya adalah penyebutan untuk karangan yang tertulis dalam lembar timah tipis yang kemudian digulung, dilipat lalu di dibuang di dalam lubang, kolam, atau sumur yang dalam, ditimbun, atau dikubur di dalam makam, yang biasanya terletak di dekat kuil. intinya membuat lembar kutukan tersebut berada di dunia bawah menurut kepercayaan yunani-romawi, atau ditempatkan di bawah tanah. Atau pada beberapa penemuan ditempatkan di dalam kuil yang di buat di bawah tanah, yang biasanya lembar kutukan dapat juga berbentuk lembaran dari tanah liat yang sudah dibakar, seperti yang terdapat dalam budaya Mesir kuno.

Lembar kutukan memiliki bentuk yang cenderung identik satu sama lain. dikatakan defixiones atau kutukan karena seringnya, memuat unsur kebencian dari pengarangnya, kepada subjek (yang berupa benda) atau sosok atau orang yang dituding (bisa juga hewan). Menulis di dalam lembaran bersifat memperlihatkan dan harapan atas apa yang diperlihatkan kemudian disampaikan kepada dewa, iblis, atau roh orang yang sudah meninggal untuk memberikan kekuatan gaib agar memiliki efek “terjadi” atas apa yang sudah tertulis di lembar kutukan tersebut.

Menurut apa yang tertulis di Wikipedia, orang-orang dari masyarakat Yunani-Romawi (Jaman Mediteranian Kuno dimana defixiones berasal) percaya bahwa mereka dapat menggunakan sihir untuk mengendalikan alam. Semua anggota masyarakat, terlepas dari status ekonomi, atau kelas, mereka menggunakan sihir semacam itu. Dengan memohon kepada dewa di kuil, iblis digunung, atau roh orang yang sudah meninggal, kebijaksanaan alam akan mendorong agar harapan orang dapat terkabul. Permohonan yang tertuang di lembar kutukan, ditujukan tak lebih untuk memberikan mantra atas defixio atau kutukan, kepada subjek atau orang (bisa juga hewan) yang dimaksud.

Temuan lembar kutukan “From Caesarea Maritima Against a Dancer” dianggap mengejutkan oleh para antropolog italia yang melakukan penggalian, karena menyebut nama Pilatus. Pontius Pilatus nama lengkapnya yang menurut Wikipedia adalah seorang gubernur ke 5 yang memerintah Provinsi “Iudaea” pada jaman Kekaisaran Romawi. Menjabat antara tahun 26 - 36 M saat kaisar Tiberius memimpin. Pilatuslah yang mewakili pemerintah romawi di Jarusalem untuk mengadili Yesus Kristus yang ditangkap di Taman Getsemani. Setelah menyelidiki perkara Yesus, Pilatus mengakui bahwa tidak ada suatu kesalahan pun yang patut ditimpakan kepadanya (Yesus). Namun hukum yang berlaku tidak mengijinkan Yesus untuk dapat dibebaskan begitu saja, bahkan sebaliknya ia mengikuti keinginan massa untuk menyalibkan Yesus. Nama Pilatus sekarang diabadikan sebagai nama sebuah gunung di gugusan pegunungan Alpen, di Swiss.

Lembar kutukan “From Caesarea Maritima Against a Dancer” memiliki 2 sisi yang mana, masing-masing sisi terdapat cetakan tulisan dengan total panjang sebanyak 110 baris. Dalam ”Litterae Magicae, Studies In Honour  of Roger S.O Tomlin,” dan dicetak di Universitas Zaragoza Spanyol, Celia Sanchez Natalias menulis ulang teks Caesarea Maritima Against a Dancer dalam bahasa Inggris, dan melaporkannya terbagi menjadi sisi A dan sisi B.

Defixiones Tabella
"Caesarea Maritima Against a Dancer"
 

Sisi A tertulis (sesuai teks asli dalam bahasa Inggris) :

Come to me, Thoth, ageless god, with a saw-toothed peplos, lord of Tartaros, you who make the black coloured marriage last longer, … the dark pronaoi…who cuts the innermost part of the darkness, who has the tail of a snake, having the head of a mouse (or of a fly ?), hippopotamus, having the face of a lion, with the tail which is carried by a bird... producing no voice (?), in a water-pot he raises the good…, thinking (? that) he accomplishes the desires of (or follows) those who…in the whole cosmos … to Isis, he is carried by snakes …, he who (enchained) his own father… (highest?) in adamantine and indissoluble (chains) and, thanks to his good qualities, received the order to fall down onto earth and beget the Hypochthonios (i.e. the subterranean god), who committed violence against his generative organs in the abyss (and begot) Aphrodite Aroriphrasis. Phnoukentabοpis, I invoke you, violent Acham-… of the holy customs … set apart …Manna … tie the feet together, hinder the dance of Manna …for bending (his) legs. Burning, shaking the cosmos… the uninhabited land, shake, shake off, turn down Manna… whom Rufina bore, let Manna be the sole object of common talk.… …Demons of the sky, demons of the air, demons of the earth, underworld demons, demons of the sea, of the rivers, demons of the springs, violent demons, … demons of untimely dead people, flying (?) demons …, demons… and do not allow Manna whom Rufina bore… (Bind ?) his feet, his hands, he should leave….. he should dance out of step, he should fall down either towards the theatre or… the stupid like a tunny-fish (or the Thynian) Manna whom Rufina bore should be intolerable, wear his clothes badly in the theatre, because I adjure you by the names which were revealed to the gods: “Karosour.tr.mir phorbolol surpar Iarbath agramne phibao”. Wake you up for me, bind down the eyes, the hands, the feet, which should be slack for Manna when he will dance in the theatre….. Manna, the dancer, whom Rufina bore, because (I bind?) you thoroughly in the name of Amosebath Anoch… Thotho (i.e. Thoth the great)…Bar in the god Krethethibe, Manna, when dancing, whom Rufina bore, because I adjure you Oai hippiyeschao…araracharara the phthisikere… I adjure the vowels (which are) with you, the queen, the goddess, Iaiao Akouai Psoa Barpharadon Iazarabib Alethmar..apebalaemaeth Barichammoth Keybkothkebaro..o …Sisiphermou Chnouor Abrasax, Manna should be assaulted… Lords Angels, I adjure you… by the force of your Lord god… twist, darken, bind down, bind down together the eyes, the hands of… as soon as possible… being (not ?) tuned in…he should move slowly and lose his equilibrium… (he should suffer from) itching, maim, put to silence Manna whom Rufina bore… his attention… he should be bent and unseemly… to will… an unlucky day… … in the city… loosen (?), he should be unseemly, he should have an unlucky day before the whole (people?, audience?) …him… of the... in the… he, Manna whom Rufina bore, should be unseemly immediately immediately, quickly quickly… of the dance, immediately immediately, quickly quickly.

Terjemahan dari sisi A dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut :

Datanglah Padaku, Thoth, sang dewa abadi, dengan peplos yang bergigi runcing,penguasa Tartaros, kau yang membuat hitam menikah bertahan selamanya,…pronaoi yang gelap…yang memotong bagian terdalam dari kegelapan, yang memiliki ekor ular, yang memiliki kepala tikus (atau sesuatu yang terbang?), hippopotamus, yang memiliki wajah singa, dengan ekor yang dibawa burung…yang tidak bersuara(?), di dalam kubangan air dia membangkitkan kebaikan…, berfikir(?bahwa)dia telah memenuhi keinginan(atau mengikuti) mereka yang…di seluruh semesta…kepada Isis, dia yang dibawa oleh ular…, dia yang (diperbudak) ayahnya sendiri… (yang paling tinggi?) dalam adamantin dan tak terpisahkan (rantai-rantai) dan, bersyukurlah untuk kualitas baiknya, yang menerima perintah untuk turun ke bumi dan melahirkan Hypochthonios (yaitu, dewa bawah permukaan) yang bersedia melakukan kekerasan melawan organ generatifnya di jurang (dan melahirkan) Aphrodite Aroriphrasis. Phnoukentabopis, aku memohon kepadamu, Acham yang kasar…sebuah kebiasaan suci…memisahkan…Manna…ikatlah talinya bersama-sama, menghalangi tarian Manna..untuk menekuk kaki (nya). Terbakar, semesta berguncang…tanah yang tak bisa dihuni, terguncang, bergoyang, turunlah Manna…yang dikandung Rufina, biarkan Manna menjadi satu-satunya yang diperbincangkan… …iblis yang menghuni langit, iblis yang menghuni udara, iblis yang menghuni bumi, iblis dunia bawah, iblis yang menghuni laut, sungai, iblis yang menghuni musim semi, iblis yang kasar, …iblis yang berasal dari orang yang mati, terbang (?) iblis…, iblis… dan jangan ijinkan Manna yang dikandung Rufina…(terikat?) kakinya, tangannya, dia harus pergi…dia harus berdansa menjauh, dia harus turun ke bawah entah mengarah ke teater atau… si bodoh yang seperti seekor ikan tunny (atau Thynian) Manna yang dikandung Rufina seharusnya tidak berkompromi, memakai pakaiannya yang berantakan di teater, karena aku memintamu atas nama beliau yang diungkap para dewa: “Karosour.tr.mir phorbolol surpar larbath agramne phibao”. Kau bangunlah untukku, biarkan matamu tertutup, dengan tangan, kaki, yang seharusnya kamu renggangkan untuk Manna saat dia akan menari di teater… Manna, sang penari, yang dikandung Rufina, yang (aku mengikat?) mu atas nama Amosebath Anoch… Thotho (yaitu, Thoth yang agung)… jarak dalam dewa Krethethibe, Manna, ketika berdansa, yang dikandung Rufina, karena aku memintamu Oai Hippiyeschao…araracharara the phthisikere…aku meminta nada (yang mana) dengan mu, sang ratu, sang bidadari, Iaiao Akouai Psoa Barpharadon Iazarabib Alethmar…apebalaemaeth Barichammoth keybkothkebaro…o … Sisiphermou Chnouor Abrasax, Manna harus diusir…Tuan Malaikat, Aku memintamu… dengan kekuatan paksaan dari Tuhanmu…memuntir, menggelapkan, menutup, menutupkan beriringan dengan mata, pemilik tangan yang…secepatnya…yang (tidak?) menjadi sekutu… dia harus bergerak perlahan dan kehilangan keseimbangan… (dia harus menderita) gatal, lumpuh, buatlah Manna yang dikandung Rufina diam… perhatiannya… dia seharusnya menunduk dan tidak terlihat seperti biasanya… untuk niat pergi… hari yang sial… … di dalam kota … kehilangan (?), dia seharusnya tidak seperti yang terlihat/tak seperti biasanya, dia membawa hari yang sial sebelum semua (orang-orang?, pergi menonton?) … dia… segala… dalam suatu… dia, Manna yang dikandung Rufina, seharusnya tidak terlihat seperti biasanya segera segera, cepat cepat… dari menari, segera segera, cepat cepat.

Sisi B tertulis (sesuai teks asli dalam bahasa Inggris) :

Amen. Someone you… having the Green (faction), having strength, these… the winner and the applause… you should hinder… the judgement… as long as…Manna whom Rufina bore. Chych Bachych Bachachych Bakaxichych Bachabachych Menebeachych Badetophoth Bainchoook Samosilam Eulamo……Patathnax imiathar iou Erbeth iou Pakerbeth, io Bolchoseth iph Apomps, io the………Abrasax … to them… with force… to the breathless (people)………of the soul of…….joining in a shout….. safe, thinking carefully… he will be seen graceless. Phisikere Pai Phtha Phoza, bind… Lords gods… being unlucky in …

Sedang terjemahan dari sisi B dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut :

Amin. Seseorang darimu…yang (bergolongan) hijau, yang memiliki kekuatan, tersebut… pemenang dan tepuk tangan… kamu yang harus terikat… penghakiman… selama…Manna dikandung Rufina. Chych Bachych Bachachych Bakaxichych Bachabachych Menebeachych Badetophoth Bainchoook Samosilam Eulamo…Patathnax Imiathar iou Erbeth iou Pakerbeth, io Bolchoseth iph Apomps, io the… Abrasax… untuk mereka … dengan paksa … untuk mereka yang sedang terengah-engah (orang)… atas segala jiwa… bergabung untuk sebuah teriakan … aman, berfikirlah hati-hati…karena dia akan terlihat tidak elok. Phisikere Pai Phtha Phoza, terikat…dewa-dewa…untuk sial…

***

Keterbukaan untuk mengutuk adalah nuansa disetiap defixiones atau “lembar kutukan”, dengan tema yang sebenarnya beragam namun ditujukan untuk penafsiran atas perilaku yang sejenis, yaitu membenci atau tidak menyukai. Sehingga definisi atas citra defixio selalu menjurus pada nada yang selalu mengutuk. Dinamika atas konsep dalam bermasyarakat memang mengganggap bahwa kutukan dapat diterima sepanjang, bahwa apa yang dibenci dan dikutuk tertulis hanya di lembar defixio.

“Caesarea Maritima Against a Dancer” hanyalah salah satu subjek cerita atas perilaku ketidaksukaan seseorang, yang mungkin dalam kondisi yang sebenarnya, sedang memainkan apa yang orang coba lihat sebagai bentuk, atau pola tradisi. yaitu pola tradisi penulisan defixiones. Kerumitan cerita dan nama tokoh yang disebut bisa jadi fakta atau bahkan sebaliknya, hanya fiktif dimana  sebenarnya hal tersebut adalah akal-akalan untuk membuat defixio menjadi semacam sarana untuk menyembunyikan “mantra” dan menunjukkan inti dari bentuk ikatan, yang sebenarnya adalah kemapanan teka-teki yang sifatnya terselubung, dari keseluruhan jalan cerita yang terangkum di defixio. 

Defixiones dalam banyak temuan lebih memiliki sifat sebagai “kebencian atau ketidaksukaan yang diperlihatkan”. Berdasarkan pola bahasa yang tersusun, ekspresi yang sangat menonjol adalah keegoisan dan itu merupakan bentuk pengungkapan jati diri. namun, bukan hanya jati diri si penulis atau pengutuk tapi dalam hal ini, jati diri yang membuat watak bahwa apa yang tertulis adalah defixiones. kesimpulan awal yang terungkap sulit untuk membuat apa yang terungkap memiliki makna yang lain selain mengutuk. namun, ketimbang mencoba untuk mencari tahu apa motivasi sebenarnya dari si pengutuk, blog trajectory lebih berminat untuk menganalisa bentuk gaya bahasa defixiones yang menonjolkan bentuk pola kata kerja "terikat" atau "ikatan", dimana nantinya blog trajectory akan mencoba membandingkan bentuk gaya bahasa yang terdapat di beberapa lembar kutukan yang lain selain "Caesarea Maritima Against a Dancer".      

Bentuk kata yang mengandung unsur “terikat” atau “ikatan” lebih menjurus pada sebuah seni dalam mengungkapkan apa yang sesungguhnya terjadi di alam semesta, atau kosmos, daripada bentuk padanan dari ikatan yang menyebutkan rasa cinta yang tak terbalas atau ego yang lain, pada sisi yang lebih psikologis manusiawi. Kutukan bukanlah bentuk ungkapan perasaan, tapi rumus atas apa yang lebih mirip diulas di ilmu fisika dan cabangnya yaitu astronomi. Dalam hal ini, daripada menyebut ego yang mendasari setiap ungkapan yang terdapat dalam lembar kutukan, “gravitasi” adalah bentuk yang paling bisa diungkap dari jenis bahasa “ikatan” atau “terikat” yang memang tersurat tersembunyi, atau sengaja tidak ditampakkan pada keseluruhan tema defixiones tabella. Sejauh yang bisa digali dan ditemukan, tidak ada makna yang lain kecuali mencoba mengungkap formasi dan gugusan gravitasi, dan makna yang tersirat tersebut mempengaruhi teka-teki cara atau pola pikir dari keseluruhan tulisan di defixiones. Disini, dasar atas temuan kata kerja “terikat” atau “mengikat”, lebih menonjol dan paling mudah diberi definisi daripada temuan bentuk kata kerja yang lain. dan kutukan atau mengutuk juga merupakan salah satu efek dari kehendak yang bekerja pada bentuk dasar kata “terikat” atau “ikatan”.

Defixio yang ditemukan di dekat Athenian Agora

Rodney S. Young dalam artikelnya “An Industrial District of Ancient Athens” (1951), memasukkan “editio princeps” dari lembar kutukan yang terbuat dari timbal dari awal abad ke 4 sebelum masehi, ditemukan tepat di luar sudut barat daya Agora, tepat di sisa-sisa dinding bata lumpur sebuah rumah yang disebut “Young”. Teks  di defixio yang ditemukan berbunyi :

"I bind down Aristaichmos the smith before those below and Pyrrhias the smith and his work and their souls and Sosias of Lamia and his work and soul and what they say and what they do {and what they dol}  and Hagesis of Boiotia.

Terjemahannya sebagai berikut :

“Aku mengikat Aristaichmos sang pandai besi sebelum mereka yang dibawah dan Pyrrhias sang pandai besi serta pekerjaannya dan jiwa-jiwa mereka dan Sosias of Lamia dan pekerjaannya serta jiwa dan apa yang mereka katakan serta apa yang mereka kerjakan ( dan apa yang mereka kerjakan) dan Hagesis dari Boiotia.

Defixio menulis lebih jelas disini mengenai bentuk “terikat” atau “ikatan” dimana nama-nama yang telah disebut, akan memberikan jiwa dan pekerjaannya kepada si penulis defixio. Bentuk sebenarnya dari kutukan terlihat dari apa yang diminta oleh si penulis. Dari yang terbaca di atas, adalah jiwa dan pekerjaan yaitu pandai besi , dari nama-nama yang telah disebutkan.

Namun selain menyiratkan pola dengan dimensi bentuk “terikat” atau “ikatan”, kadang defixio menulis bentuk yang berlawanan. Contoh yang mengungkap pola berlawanan dengan bentuk “terikat” atau “ikatan” seperti yang tertulis dalam lembar kutukan Boiotia yang ditujukan kepada Zoilos, yang berasal dari abad ke 3 atau 4 sebelum masehi. Menceritakan bahwa ia (Zoilos) tidak akan bersatu dengan Anthera sama seperti lembar kutukan (yang disebut) tersebut, yang berada dikubur terpisah dari dunia manusia. Dan karena lembar kutukan terpisah dan terisolasi dari manusia, demikian juga Zoilos yang pada akhirnya akan terpisah dari Anthera.

“…and just as this lead (is) in some place separated from humans, so may Zoilos’ body be separated from Anthera — and touch and kisses and the intercourse of Zoilos and Anthera, and their thoughts … […] … just as the lead is completely separated, buried and isolated here, so too bury Zoilos quickly, and his activity, dealings, love and all the rest.”

Terjemahan :

“…dan sama seperti lembaran ini (ada) di suatu tempat yang terpisah dari manusia, demikian juga tubuh Zoilos yang dapat dipisahkan dari Anthera – dan sentuhan dan ciuman dan hubungan seksual Zoilos dan Anthera, dan pikiran mereka…[…]…sama seperti lembaran ini yang benar-benar terpisah, terkubur dan terisolasi disini, demikian juga Zoilos, dan aktivitasnya, urusannya, cintanya, dan yang lain keseluruhannya.”

Bentuk “terikat” atau “ikatan” disini menjadi koyak di lembar kutukan yang ditemukan di Boiotia, namun bentuk “koyak” yang diceritakan tersebut, adalah bentuk yang sebenarnya terpisah atau terlepas dari situasi. Situasi yang dimaksud adalah situasi dimana sebelumnya telah membentuk suatu pola bentuk “terikat” atau “ikatan”, namun karena “terikat” atau “ikatan” disini, adalah sesuatu yang nyata tersirat koyak atau tidak bersatu, dengan bentuk cerita yang cenderung menyakitkan “terikat” atau “ikatan” adalah pola yang jelas-jelas mendapat perlawanan.

Membaca Cara Kerja “Sihir” Defixio Tabella

Di suatu kedalaman, karena penulisnya sengaja menguburnya, nasib defixio terkatung-katung, dan terus tertutup rapat tersimpan, terbenam, dan karena digerus jaman, “defixio” membusuk pelan-pelan. Sampai pada suatu saat terungkap, karena ketidaksengajaan saat penggalian, huruf yang terbaca mengalami reduksi dan tidak lengkap lagi.

Lalu, apa maksud sesungguhnya setelahnya? Jika “defixio” hanya terbaca remang-remang. Pertanyaan dalam kepala mengenai subjek di defixio dan apa makna dan untuk apa sesungguhnya, menjadi remang-remang dan begitu sarat dengan interpretasi personal. Cara pengaburan makna yang paling awal adalah definisi. Definisi yang memainkan cabang dari semua bentuk penafsiran awal teks-teks yang sampai sekarang selalu membuat penafsiran bermakna ganda dan propaganda. Sampai teks awal membuat suatu cabang ilmu yang baru dan asumsi yang sedemikian remang-remang menafsirkan bentuk baru sehingga tetap dan terang demi penyesuaian yang lancar melewati jaman. Lalu, cabang ilmu baru yang sesuai dengan jaman pun dibuat.

“Iblis tidak membuat sihir bekerja namun iblis yang mencuri dengar mengetahui teks rapalan yang membuat sihir mampu bekerja.” Sebuah giringan yang bersifat interpretasi personal, namun sesungguhnya giringan tersebut adalah ilusi yang disimpan iblis untuk menciptakan nanar. Nanar adalah definisi atas akibat. Akibat yang seringnya dikait-kaitkan dengan kecerobohan dan kebodohan. apa yang diciptakan oleh kecerobohan dan kebodohan selalu berbuntut panjang dan dalam banyak cerita, digambarkan cenderung merugikan. Nanar adalah jalan tembus yang membuat lembah jahannam terbakar menyala-nyala. Disitulah iblis menetap dan menyebar bibit kedengkian, sampai batas yang telah ditentukan waktunya.

Tipu daya iblis bekerja saat defixio mempengaruhi kepercayaan sihir dan menciptakan pola hidup yang sekaligus dapat mempengaruhi cara masyarakat dalam memandang sihir. Defixio adalah sihir, dan cara masyarakat yang hidup saat defixio berkembang, memandang wajar, ilmu sihir. Antropolog Stanley J. Tambiah mengungkap tentang tindakan magis (atau sihir), biasanya adalah gabungan dari ucapan verbal dan manipulasi objek. Yang mana hal tersebut merupakan tindakan performatif, dan ini persis dengan apa yang ada di defixio (lembar kutukan). Kinerja ritual yang merupakan gabungan dari elemen verbal dan non verbal, membawa perubahan dalam studi ekstra-linguistik dengan prosedur mekanis yang kurang lebih “otomatis” biasanya dikaitkan dengan sihir.

Daniela Urbanova dan Jurak Franek dalam Philologia Classica vol 14 (2019), menulis bahwa “lembar kutukan merupakan bagian penting dari bukti epigrafis untuk praktik ritual berdasarkan sihir di dunia Mediterania kuno”.  Mereka berdua mencoba untuk memberikan gambaran umum yang representatif dan taksonomi sementara untuk penggunaan rumus perumpamaan di “defixio” Yunani dan Latin, yang dibuktikan dari sekitar 80 defixio dan dalam keadaan keterbacaan yang sangat remang-remang, dengan usia selama kurang lebih satu millennia dimulai dari abad 5 SM sampai abad ke 5 Masehi. Dari temuan defixio di Aquae Sulis di Britania dan Hadrumetum di Afrika, hingga Pontic Olbia di Ukraina dan Oxyrrhynchus di Mesir.

Defixio atau tablet kutukan sesuai “May their Limb Melt, Just as This Lead Shall Melt… (Sympathethic Magic and Similia Similibus Formulae in Greek and Latin Curse Tablets”, telah didefinisikan secara minimal sebagai potongan timah bertuliskan, “biasanya dalam bentuk lembaran kecil tipis, yang dimaksudkan untuk mempengaruhi, dengan cara supernatural, tindakan atau kesejahteraan orang atau hewan di luar kehendak mereka.”

Petaka dari sihir defixiones sebenarnya dimulai kira-kira setelah apa yang dimuat dalam keterangan lembar defixio, berhasil ditemukan (berhasil ditemukan kira-kira bermakna berhasil dipecahkan). Seperti Misteri yang terdapat di defixio “Caesarea Maritima Against a Dancer”, dimana diungkap bahwa Manna yang dikandung Rufina adalah sosok yang sebelumnya teka-teki, namun berhasil diungkap kemudian, dimana keberadaan Manna yang dikandung Rufina adalah tohoh utama yang disebut-sebut sebagai subjek yang terkutuk, dan dinyatakan dengan jelas, tegas, agar supaya tidak, dan jangan sampai terlihat ”berdansa”. Berikut adalah kutipan dan ulasannya :

Pengutuk dalam “Caesarea Maritima Against a Dancer” terlihat meminta (dan memohon) yang ditujukan kepada 3 nama. Sebagai permulaan yang pertama ditujukan kepada Acham, pengutuk meminta kepada Acham yang kasar untuk menghalang-halangi Manna yang dikandung Rufina “berdansa”.

aku memohon kepadamu, Acham yang kasar…sebuah kebiasaan suci…memisahkan…Manna…ikatlah talinya bersama-sama, menghalangi tarian Manna..untuk menekuk kaki (nya).

kemudian dalam baris yang lain diceritakan bahwa pengutuk meminta kali ini kepada iblis untuk tidak mengijinkan Manna yang dikandung Rufina terlihat, dan dalam hal ini menyuruhnya (Manna yang dikandung Rufina) untuk pergi.

…iblis yang menghuni langit, iblis yang menghuni udara, iblis yang menghuni bumi, iblis dunia bawah, iblis yang menghuni laut, sungai, iblis yang menghuni musim semi, iblis yang kasar, …iblis yang berasal dari orang yang mati, terbang (?) iblis…, iblis… dan jangan ijinkan Manna yang dikandung Rufina…(terikat?) kakinya, tangannya, dia harus pergi…dia harus berdansa menjauh,

Pergi tidak terlihat “berdansa” di suatu lokasi yang digambarkan sebagai teater atau tempat lain pada keterangan terusannya yang belum berhasil diterjemahkan.

…dia harus berdansa menjauh, dia harus turun ke bawah entah mengarah ke teater atau…

Lalu pengutuk berganti memohon pada Malaikat untuk meminta Manna yang dikandung Rufina, untuk dilarang terlihat seperti biasanya. Diusir dan jika perlu dengan cara yang keras dan dengan sifat memaksa yang lain, agar Manna yang dikandung Rufina tidak terlihat.

Manna harus diusir…Tuan Malaikat, Aku memintamu… dengan kekuatan paksaan dari Tuhanmu…memuntir, menggelapkan, menutup, menutupkan beriringan dengan mata, pemilik tangan yang…secepatnya…yang (tidak?) menjadi sekutu… dia harus bergerak perlahan dan kehilangan keseimbangan… (dia harus menderita) gatal, lumpuh, buatlah Manna yang dikandung Rufina diam… perhatiannya… dia seharusnya menunduk dan tidak terlihat seperti biasanya…

Keterangan berikutnya, melibatkan apa yang sebenarnya menjadi ciri khas dari gaya penyampaian defixio, yaitu kutukan. Karena jika Manna yang dikandung Rufina terlihat seperti biasanya, dan “berdansa” atau “menari”, maka… hari yang sial akan datang.

… untuk niat pergi… hari yang sial… … di dalam kota … kehilangan (?), dia seharusnya tidak seperti yang terlihat/tak seperti biasanya, dia membawa hari yang sial sebelum semua (orang-orang?, pergi menonton?) … dia… segala… dalam suatu… dia, Manna yang dikandung Rufina, seharusnya tidak terlihat seperti biasanya segera segera, cepat cepat… dari menari, segera segera, cepat cepat.

Lalu siapa yang ketiban sial? saat hari sial itu datang? Pada sisi B, defixio menulis tentang golongan hijau, atau diceritakan bahwa pengutuk sedang menunjuk golongan hijau. Lalu siapakah golongan hijau yang dimaksud? (disebutkan bahwa) “Dia yang terikat penghakiman selama, Manna (tetap atau sedang) dikandung Rufina.”

Seseorang darimu…yang (bergolongan) hijau, yang memiliki kekuatan, tersebut… pemenang dan tepuk tangan… kamu yang harus terikat… penghakiman… selama…Manna dikandung Rufina. Chych Bachych Bachachych Bakaxichych Bachabachych Menebeachych Badetophoth Bainchoook Samosilam Eulamo…Patathnax Imiathar iou Erbeth iou Pakerbeth, io Bolchoseth iph Apomps, io the… Abrasax… untuk mereka … dengan paksa … untuk mereka yang sedang terengah-engah (orang)… atas segala jiwa… bergabung untuk sebuah teriakan … aman, berfikirlah hati-hati…karena dia akan terlihat tidak elok. Phisikere Pai Phtha Phoza, terikat…dewa-dewa…untuk sial…

Disini, entah karena Manna yang dikandung Rufina memang tidak terlihat sebelumnya, atau di suatu telaah yang melibatkan situasi, Manna yang dikandung Rufina dalam posisi akan terlihat ketahuan. Karena itulah sang pengutuk berujar di defixio agar Manna yang dikandung Rufina segera diusir pergi. Untuk mencegah hari yang sial datang, jika Manna yang dikandung Rufina ketahuan terlihat “berdansa”. Karena Manna yang dikandung Rufina dan tariannya, akan membawa sial.

Cerita mengenai lembar kutukan memiliki nilai magis dan sebagai mantra sihir mulai bekerja, kira-kira setelah Manna yang dikandung Rufina terlihat seperti biasanya dan dalam kondisi ditemukan sedang “berdansa”. Sayangnya, dalam runutan cerita yang melibatkan teater sebagai satu-satunya rujukan lokasi yang mengidentifikasikan  apa yang seharusnya dikerjakan, tampaknya Manna yang dikandung Rufina memang benar berprofesi sebagai “Penari”. Dan di sanalah, di teaterlah, ia (Manna yang dikandung Rufina) datang untuk “berdansa”. Cerita yang menampik fakta bahwa Manna yang dikandung Rufina tidak mungkin tidak “berdansa” atau “menari” disini jelas sekali tertulis dalam kronologi cerita lembar kutukan “Caesarea Maritima Against a Dancer”. Dan saat Manna yang dikandung Rufina terlihat dan ternyata benar sedang berdansa, maka...hari sial akan datang.

Blog trajectory “berangan-angan”, jika seandainya Manna yang dikandung Rufina sedang memetik cabai di ladang, tentu ia akan merujuk lokasi yang berbeda dan juga menunjuk jenis pekerjaan yang berbeda pula. Sehingga dalam suatu konsep desain persona, Manna yang dikandung Rufina tidak akan dapat ditemukan di teater, atau disuruh untuk pergi ke teater, karena dia bukanlah “Penari” dan secara otomatis, dia tentu tidak ditemukan dalam keadaan “berdansa” atau “menari”. Tetapi bekerja di ladang memanen cabai, atau sedang menanam cabai. Bisa dikatakan bahwa kutukan tidak akan bekerja atau tidak akan pernah terjadi apabila Manna yang dikandung Rufina adalah seorang Petani Cabai, dan bukan seorang “Penari” yang tidak pernah akan ditemui sedang dalam keadaan “berdansa” atau “menari”.

Cabai adalah komoditi yang tak terbantahkan lebih terekspos sebagai bumbu, dan bukan makanan dari jenis buah yang bisa dimakan sendiri tanpa orang merasa ingin mengumpat karena rasanya yang sangat pedas, dan jika kebanyakan, orang akan mengambil banyak air untuk diminum (mungkin setangki penuh truk pemadam kebakaran). Dan kalaupun air nya habis, bisa ngambil di kali, danau dan payau-payau terdekat. Hadeeeh…sampe cape minum air. (Maaf jika Blog trajectory keterlaluan mengada-ada dalam “berangan-angan”)



Defixiones sebagai Rujukan

Defixiones atau lembar kutukan buruk sebagai rujukan. Sangat buruk mengingat kepercayaan yang memuat nilai magis atas sihir yang mendasari lahirnya pembuatan defixiones. Namun dalam telaah modern yang melibatkan unsur dinamika dari cabang ilmu psikologi, sosiologi, antropologi, dan bahkan astronomi melihat ulang defixiones yang memiliki nilai dan makna keterkaitan tampaknya akan mendukung perkembangan penelitian dari cabang ilmu pengetahuan tersebut. Dan penelitian yang mencoba mengungkap teka-teki defixiones yang melibatkan ilmu pengetahuan, kemungkinan tidak akan bisa dihindari.

Seperti hasil telaah yang melibatkan temuan bentuk kata “terikat” atau “ikatan”, dimana dalam banyak contoh defixio yang berhasil ditemukan, selalu memiliki pola yang seperti itu. Jika kemudian cabang ilmu astronomi masuk dan menafsirkan bentuk pola “terikat” atau “ikatan” sebagai kata kerja dari sifat gravitasi, tentu nya akan melihat defixio sebagai hukum yang mengikat dari gugusan bintang dan formasi planet. jika kemudian teka-teki yang terdapat di lembar kutukan atau defixio yang memiliki pola bentuk “terikat” atau “ikatan” berhasil dipecahkan, lantas kepercayaan yang melahirkan ketakutan akan sihir terjadi, dan jika memang kutukan benar-benar terjadi, maka pembaca bisa berasumsi bahwa lembar kutukan memang mengutuk dan hanya menimbulkan malapetaka.

“terikat” atau “ikatan”

Defixio dapat memberi dampak takut kepada orang untuk menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi di alam semesta, jika benar bahwa rujukan atas pola bentuk “terikat” atau “ikatan” dijadikan misalnya oleh cabang ilmu astronomi sebagai rujukan. Orang yang berkecimpung dalam penelitian astronomi tidak akan mau lagi menggunakan defixio sebagai rujukan jika sihir yang mengutuk benar-benar bekerja membuat malapetaka setelah dunia penelitian astronomi mengungkap makna sesungguhnya dari apa yang terkandung di lembar kutukan.

Dunia hari ini lebih toleran dari jaman dulu. Namun kepercayaan terhadap cerita yang disampaikan dari mulut ke mulut, tentang sebab kebenaran kutukan terjadi, tentunya menimbulkan efek psikologis kepada orang atau masyarakat untuk menjadi takut. Kecenderungan yang lebih relevan adalah dengan mengikuti kepercayaan banyak orang, dan jika dalam suatu kelompok bangsa, atau bahkan ajaran agama, kepercayaan tentang kutukan yang mengikuti memang ada, saat misteri apa yang tertulis di defixio terlihat atau terpecahkan, tentu suatu kelompok bangsa tersebut, atau kelompok ajaran agama tersebut, akan melarang siapapun untuk mencoba mengungkap misteri sebenarnya dari apa yang tertulis di defixio.

Mungkin akan lahir ujaran yang mengatasnamakan otoritas tertinggi (di suatu kelompok) yang mengharuskan kelompok bangsa, atau ajaran agama untuk menjauh dari penelitian tentang semesta, atau belajar ilmu astronomi dan mendalami materi tentang gravitasi misalnya, jika penafsiran astronomi atas gravitasi, memang masuk akal untuk memecahkan misteri defixio. Namun kemudian berbuntut panjang karena kutukan yang terdapat di lembar kutukan benar-benar bekerja, dan umat manusia terkena malapetaka, setelah misteri defixio terpecahkan.

Kelompok tertentu tersebut (yang mengatasnamakan otoritas tertinggi) tentu akan berupaya keras menentang segala bentuk ujaran yang mengatasnamakan ilmu pengetahuan, untuk mengungkap teka-teki defixio. Hal tersebut kemudian memberi dampak "nanar", yang jika diterapkan dengan hukum ketat sebagai pengawas, membuat kelompok bangsa atau penganut ajaran agama,akan cenderung memiliki pola paham "mengurung diri". Akan lebih baik dalam tanda kutip “mengurung diri” daripada menjadi faham dan mengerti teknologi. Daripada membuat kutukan defixio terjadi, “mengurung diri” adalah sesuatu yang bijaksana, dan bahkan lebih baik, daripada mengerti semesta dan ilmu astronomi.

Namun pola perkembangan atas kekhawatiran memang pada akhirnya akan selalu ada dan bagi masyarakat, kelompok bangsa, atau agama  yang mengetahuinya, tentu akan dengan ketat menganut, tanpa perlu mempertanyakannya. dan efek bagi yang mempertanyakannya adalah "nanar". jika melihat kembali cerita Huruf Kesepuluh pada bagian pertama, pembaca pasti mengerti arti dari dampak "nanar" yang dimaksud. yaitu maraknya praktek sihir yang menyebabkan perburuan penyihir secara besar-besaran di Eropa Abad Pertengahan dimana upaya suatu otoritas kelompok agama, mencoba membuat kurungan atas rasa penasaran dan kemajuan ilmu pengetahuan, dimana tudingan penyihir selalu dialamatkan bagi mereka yang membangkang. tak sedikit ilmuwan yang menjadi korban perburuan dan eksekusi karena dituding sebagai penyihir.

Lalu, berhargakah defixio, jika ketakutan adalah efek yang menggerus kepuasan atas rasa penasaran? Pada nilai dan tradisi tertentu, pembaca akan disuguhi jawaban yang sebaliknya. Kelompok yang percaya dengan ilmu pengetahuan akan tampil mengusung tema pencerahan dan menganggap bahwa defixio hanyalah fantasi. Defixio tidak diyakini berdampak dan sebagaimana yang terlihat bahwa kutukan yang tertulis, hanyalah omelan orang yang sedang menggerutu dan itu biasa terjadi dalam kehidupan sosial bermasyarakat, dimana saja, dan dimasa kapan saja.

Penentangan dari kelompok keras yang mengusung tema pembaharuan kemudian akan menjadi saingan terberat, atas kelompok yang disebut "Lama" yang mempercayai bahwa kutukan defixio adalah benar dan bukan hal yang mengada-ada. Untuk kelompok pembaharu, tampilan defixio menjadi tampak usang. Atas nama penelitian dan ilmu pengetahuan yang mendasari kepuasan atas rasa penasaran, kutukan adalah hal yang usang. Dan penganutnya atau kelompok yang mempercayainya, lantas disebut "Kelompok Lama."

Bagaimana dengan pembaca, Apakah pembaca terpikat dengan defixio (lembar kutukan) dan kemudian mencernanya? Lantas apa yang pembaca dapat? Rasa penasaran dan haus akan ilmu pengetahuan, seperti kelompok pembaharu, atau sebaliknya menjadi takut, seperti "kelompok lama" yang khawatir bahwa kutukan akan terjadi, saat teka-teki di lembar kutukan terbaca?

***

Dari Athena Yunani, harian “Haarets” melaporkan bahwa 30 lembar kutukan timbal telah ditemukan di sumur berusia 2.500 tahun di pusat kota Athena oleh tim arkeolog dari Institut Arkeologi Jerman, yang sedang menyelidiki pasokan air untuk pemandian terdekat, yang dibangun pada abad 1 SM. Lalu, pada 1979-1980, 130 lembar kutukan Bath juga telah ditemukan di lokasi Aquae Sulis (sekarang Bath di Inggris). Lebih dari 80 lembar kutukan serupa juga ditemukan di dan sekitar sisa-sisa kuil Merkurius, di dekatnya di West Hill, Uley, menjadikan Inggris bagian barat daya sebagai salah satu pusat utama penemuan defixiones.

Sampai dengan saat ini, lebih dari 1600 defixio Yunani dan Latin telah diterbitkan, dengan temuan baru dan teks yang berhasil diketahui tapi sebelumnya tidak diterbitkan, meningkat jumlahnya  setiap tahun. Kira-kira sepertiga ditulis dalam bahasa Latin dan dua per tiga nya ditulis dalam bahasa Yunani, namun kadang-kadang ditemukan teks defixio dalam bahasa campuran keduanya.

7 Masa dan 7 Ayat Surat Al-Fatihah

"Jadi, mari kita tutup bersama-sama dengan membaca surat Al - Fatihah…” *** Sering dalam pertemuan atau majelis, pembaca pasti sudah ...