Tampilkan postingan dengan label chapter four. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label chapter four. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 26 Desember 2020

Ontologi Al-Maa'idah



Kicauan burung kenari berseloroh yang sepertinya riang, tanpa terlihat 

Sayup – sayup bunyi riak tepian gelombang sungai membuat

Seolah-olah kesenyapan bukanlah cara pagi harusnya mengawali

Pekatnya embun menyembunyikan apapun

Termasuk perahu yang membawa 2 sosok  bayangan, yang mencoba mendekat ke hulu sungai ,

Meskipun arusnya  lumayan deras, tapi tidak menjadi halangan bagi perahu

Untuk tetap melaju…

Sang pemilik perahu paham betul bagaimana cara mengendalikan perahunya

Dia sedang mengantar seseorang yang dari tadi memejamkan matanya seolah-olah

Sedang tidur, tapi sebenarnya lebih mencoba untuk berkonsentrasi akan suatu persoalan.

Pemilik perahu mengetahui hal itu dan mencoba memecah kesunyian…

“Kisanak, apa anda akhir-akhir ini mendengar kabar, bahwa Negara baru telah dibentuk?” Sang pemilik perahu mencoba mengawali…

“Banyak orang berbondong-bondong pindah ke Negara itu karena sang Ratu si pemimpin adalah sosok yang adil, pengasih, meskipun itu adalah negara pecahan dari wilayah yang baru saja tumbang oleh perang dan kerusuhan...” Sang pemilik perahu melanjutkan.

“Oh iya, mereka juga membuka banyak lahan pertanian sehingga membutuhkan pekerja dalam jumlah yang sangat besar, dari isu yang beredar.” Sang penumpang menimpali pemilik perahu sambil menoleh, setelah membuka matanya.

Jawabannya menyiratkan kalau dia mengerti betul Negara mana yang dimaksud.”

“Karena itulah…banyak orang yang buru-buru pindah. Termasuk saya”  sang penumpang melanjutkan…

“Ooh…jadi tujuan Kisanak adalah Negara itu…” kata pemilik perahu. Sambil manggut-manggut.

Raut mukanya seolah-olah mencoba memahami peristiwa yang baru-baru ini terjadi dan memaklumi…jawaban penumpang yang diantarkannya tersebut

Perahu melaju memecah air menimbulkan gelombang baru, seolah-olah menyaingi riak gelombang yang tercipta karena angin…

Sang pemilik perahu mencoba sedikit melambatkan perahunya karena pelabuhan sungai sudah mulai terlihat.

Pelan-pelan sampan dikayuh, mengimbangi dorongan arus, sehingga kemiringan tetap mengarah ke tepian.

“Namun saya juga mendengar kabar, bahwa untuk masuk Negara itu, bukanlah hal yang gampang…karena saking banyaknya orang yang melamar, mereka rela melakukan apapun termasuk menyuap.”

“Apalagi Negara itu pasti butuh banyak sokongan uang terutama untuk membangun kekuatan militer, karena perang yang masih mengancam.”

“Kisanak, berhati-hatilah” kata pemilik perahu melanjutkan.

Cahaya mentari terlihat masuk melalui celah-celah pepohonan di pinggir sungai dan mulai membuat pekatnya kabut memudar…

“Kisanak, anda tidak perlu khawatir. Kata penumpang perahu menjawab, sembari memeriksa ulang perlengkapan supaya tidak ada yang tertinggal…

“I am a parsimonious trader” kata penumpang perahu melanjutkan...

Mendengar jawaban sang penumpang, sang pemilik perahu melongo terheran-heran…”bahasa dunia di sebelah mana itu?”… selorohnya spontan.

Setelah itu terdengar suara tawa, yang memecah suasana, seiring mulai menghangatnya hari.


CHAPTER  FOUR (QS: Al-Maa'idah)

We are one the fourth world

 

Where the bless come from foreign.

I don’t go to jump so far to sail

But my agenda involve me to go that far.

What can I do?

My place to live are way far beyond away from here,

The new life of me is influence others to know where the company are came from.

So, I hide to lay my eyes and perspective to dig around.

I don’t come up to the stage.

Not yet…

***

I am build and rebuild what is suppose to be build.

This ruins, are real what I need to build.

They left me nothing unless an idea, how to make ruins be a raising money,

How to make economic to be a habit,

How to conguer are covered by progress of the era.

While they are hypnotized with wine and laugh,

I am write the era.

The country and company sake, is my goal

They pay me huge, to make the agenda is remain everyone sake.

I won’t tell everyone,

I won’t…unless to company.

I am country asset, but my lord is company.

When such era to go to the stage…come

I am there, and I’ll be there…

To take my seat.

So, while I am do conguer, the rest will remain to hide, and wait.

I just wanna say that I… as an asset…

I’ll make company rich…

***

That’s my report…

 

Salamun alaikum

May be bless upon company.

7 Masa dan 7 Ayat Surat Al-Fatihah

"Jadi, mari kita tutup bersama-sama dengan membaca surat Al - Fatihah…” *** Sering dalam pertemuan atau majelis, pembaca pasti sudah ...