|
Ssttt...sedang mencuri dengar |
Ar-Ra’d ayat 38 : Dan
sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu, dan kami
memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. Dan tidak ada hak bagi
seorang Rasul mendatangkan suatu ayat (mujizat) melainkan dengan ijin Allah.
Bagi tiap-tiap masa ada Kitab yang tertentu.
Ar-Ra’d ayat 39 : Allah
menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki),
dan disisi-nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh).
Dalam Surat Ar-Ra’d ayat 38 dan 39, terdapat keterangan
mengenai Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh), dimana hanya disisi Allah SWT lah semua sumber
pengetahuan dan keterangan yang Dia kehendaki tersurat, dan apa yang masih
tersimpan rapat dan menjadi misteri, hanya Allah sang pemberi keterangan yang
mampu mengungkap maksud apa yang masih tersembunyi. Dan jika tidak ada ijin Allah
SWT, tidak akan terungkap maksud sebenarnya yang diinginkan. Atau tidak ada
jawaban ayat atas penjabaran yang belum waktunya untuk diungkap.
Ekspos cerita mengenai Lauh Mahfuzh dalam Quran, menurut
keterangan ayat di atas sebenarnya adalah tempat dimana semua tulisan suci (kitab)
berasal. Lauh Mahfuzh adalah tempat mengarungi kebijaksanaan, dan dengan cara yang
berhasil disusun, apa yang dijabarkan sama sekali bukanlah bualan. Tempat dimana jarak membentang begitu luas, sehingga setiap
tulisan yang disusun, meluaskan pandangan dan membuat bijaksana bagi siapapun
yang membacanya. Tempat sebenarnya dari semua huruf yang tampak dan tersembunyi.
Lauh Mahfuzh (Ummul Kitab), disana tersimpan perkara bijak menyangkut apa yang
perlu dilakukan, termasuk perkara yang tersegel rapi namun tersembunyi atas apa
yang belum terlihat dan dinyatakan dilarang untuk dipertanyakan sebelum
waktunya.
Namun iblis yang terkutuk mencuri dengar. Iblis mengenal perkara
yang gaib, dan dunia iblis terus-menerus mengungkit-ungkit tentang perkara yang
sebenarnya sudah diputuskan kebijaksanaannya, (termasuk menyangkut yang gaib
yang belum waktunya diperkarakan). Namun iblis yang penasaran belumlah mengerti
tentang perkara bijaksana yang dimaksud, sehingga ia memutuskan untuk pergi ke
Lauh Mahfuzh lalu mencuri dengar. Disini, maksud mengenai “iblis mengetahui
perkara yang gaib,” sebenarnya adalah hasil dari perbuatan iblis yang lalu yang
mencuri dengar. Kemudian, kenapa iblis tertarik untuk kembali mencuri dengar? Keterikatan
iblis untuk pergi ke tempat tersebut sebenarnya didasari oleh kecemburuan yang
terus-menerus. Dikatakan bahwa iblis tidak mau menuruti perintah Tuhan dan hal
tersebut terlihat dengan bantahan iblis atas perintah tunduk kepada Adam. Iblis
yang menurut kebijaksanaannya (cara bijak), menentang keputusan Tuhan dilandasi
oleh fakta bahwa penciptaan Adam tidak memenuhi syarat untuk membuat iblis
patut tunduk dan menyembahnya. Karena asal-muasal iblis adalah unsur panas atau
api, sedangkan asal Adam adalah tanah yang diberi dibentuk. Tanah yang
seharusnya tunduk kepada api, bukan api yang tunduk kepada tanah. Hal itulah
yang mendasari ketidakpuasan iblis. Lalu, kenapa Tuhan memerintahkan iblis
untuk tunduk kepada Adam? Apakah keterangan Tuhan menyangkut perkara yang masih
tersembunyi dan yang bukan waktunya untuk diungkap?
Dikatakan dalam Quran bahwa “Iblis diberi tangguh,” sampai batas
waktu yang ditentukan. Perkara yang sudah diputuskan tidak membuat iblis puas,
tapi iblis “yang diberi tangguh” memutuskan untuk terlebih dahulu mencari tahu
tentang perkara yang belum waktunya diputuskan.
Lauh Mahfuzh tertutup dan dijaga ketat oleh malaikat. Untuk
jenis yang sebenarnya tidak memiliki kepentingan untuk mengetahuinya, termasuk
iblis, malaikat tidak mengijinkan masuk.
Al-Hijr ayat 17 : dan
Kami menjaganya dari tiap-tiap syaitan yang terkutuk.
Al-Hijr ayat 18 : kecuali
syaitan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat), lalu
dia dikejar oleh semburan api yang terang.
Namun Iblis memakai cara-cara ilusi. iblis yang licin
memiliki beragam tipu muslihat sehingga ia berhasil masuk dan mencuri dengar.
Al-Hijr ayat 14 : dan
jika seandainya kami membukakan kepada mereka salah satu dari (pintu-pintu)
langit, lalu mereka terus-menerus naik ke atasnya.
Al-Hijr ayat 15 : tentulah
mereka berkata, “Sesungguhnya pandangan kamilah yang dikaburkan, bahkan kami
adalah orang-orang yang kena sihir.”
Dan iblis yang berhasil masuk, kemudian hanya memperoleh “yang
sedikit”, sebelum kembali melarikan diri. Namun iblis adalah penyusun yang menjerumuskan. Membuat yang sedikit itu
seolah-olah adalah perkara yang luar biasa besar di kemudian hari adalah
keahlian yang dimiliki iblis. Iblis berhasil kabur dan membawa yang sedikit
tersebut ke suatu tempat, dan kemudian menyimpannya.
Pada tahun 1949, pada suatu siang yang terik, dimana angin
laut mediterania berhembus sepoi-sepoi, saat itu sedang musim panas, sekelompok
arkeolog yang dipimpin oleh Antonio Prova, sedang melakukan penggalian pada
sebuah situs teater kuno “Caesarea Maritima”. situs tersebut merupakan situs peninggalan kerajaan Yunani-Romawi pada jaman Mediterania Kuno. Rencananya adalah
rekonstruksi utuh dari situs bangunan teater tersebut sehingga ditemukan
keseluruhan konsep bangunan. Namun secara tak terduga, saat penggalian mereka
menemukan sesuatu yang menarik. Dari bagian pilar sebelah selatan, pada kedalaman
3 meter, ditemukan sebuah lembaran dengan tulisan di kedua sisinya.
Lembaran yang kemudian diberi judul “From Caesarea Maritima Against a Dancer” ternyata adalah
defixionum (latin : defixiones) tabellae atau “lembar kutukan”.
|
Tempat ditemukannya "lembar kutukan Caesarea Maritima Against a Dancer" |
Defixiones Tabellae
Defixiones adalah bentuk latin dari kata defixionum yang
berarti “kutukan”, sedangkan tabellae adalah “lembar” atau “lembaran”. Dan
dengan demikian defixiones tabellae berarti juga “lembar kutukan”.
“Lembar kutukan” sendiri sebenarnya adalah penyebutan untuk
karangan yang tertulis dalam lembar timah tipis yang kemudian digulung, dilipat
lalu di dibuang di dalam lubang, kolam, atau sumur yang dalam, ditimbun, atau
dikubur di dalam makam, yang biasanya terletak di dekat kuil. intinya membuat
lembar kutukan tersebut berada di dunia bawah menurut kepercayaan
yunani-romawi, atau ditempatkan di bawah tanah. Atau pada beberapa penemuan
ditempatkan di dalam kuil yang di buat di bawah tanah, yang biasanya lembar
kutukan dapat juga berbentuk lembaran dari tanah liat yang sudah dibakar, seperti yang
terdapat dalam budaya Mesir kuno.
Lembar kutukan memiliki bentuk yang cenderung identik satu sama
lain. dikatakan defixiones atau kutukan karena seringnya, memuat unsur
kebencian dari pengarangnya, kepada subjek (yang berupa benda) atau sosok atau
orang yang dituding (bisa juga hewan). Menulis di dalam lembaran bersifat
memperlihatkan dan harapan atas apa yang diperlihatkan kemudian disampaikan kepada
dewa, iblis, atau roh orang yang sudah meninggal untuk memberikan kekuatan gaib
agar memiliki efek “terjadi” atas apa yang sudah tertulis di lembar kutukan
tersebut.
Menurut apa yang tertulis di Wikipedia, orang-orang dari
masyarakat Yunani-Romawi (Jaman Mediteranian Kuno dimana defixiones berasal) percaya bahwa mereka dapat menggunakan sihir untuk
mengendalikan alam. Semua anggota masyarakat, terlepas dari status ekonomi,
atau kelas, mereka menggunakan sihir semacam itu. Dengan memohon kepada dewa di
kuil, iblis digunung, atau roh orang yang sudah meninggal, kebijaksanaan alam
akan mendorong agar harapan orang dapat terkabul. Permohonan yang tertuang di lembar
kutukan, ditujukan tak lebih untuk memberikan mantra atas defixio atau kutukan,
kepada subjek atau orang (bisa juga hewan) yang dimaksud.
Temuan lembar kutukan “From
Caesarea Maritima Against a Dancer” dianggap mengejutkan oleh para
antropolog italia yang melakukan penggalian, karena menyebut nama Pilatus. Pontius
Pilatus nama lengkapnya yang menurut Wikipedia adalah seorang gubernur ke 5 yang memerintah Provinsi
“Iudaea” pada jaman Kekaisaran Romawi. Menjabat antara tahun 26 - 36 M saat
kaisar Tiberius memimpin. Pilatuslah yang mewakili pemerintah romawi di
Jarusalem untuk mengadili Yesus Kristus yang ditangkap di Taman Getsemani.
Setelah menyelidiki perkara Yesus, Pilatus mengakui bahwa tidak ada suatu
kesalahan pun yang patut ditimpakan kepadanya (Yesus). Namun hukum yang berlaku
tidak mengijinkan Yesus untuk dapat dibebaskan begitu saja, bahkan sebaliknya
ia mengikuti keinginan massa untuk menyalibkan Yesus. Nama Pilatus sekarang
diabadikan sebagai nama sebuah gunung di gugusan pegunungan Alpen, di Swiss.
Lembar kutukan “From Caesarea Maritima Against a Dancer”
memiliki 2 sisi yang mana, masing-masing sisi terdapat cetakan tulisan dengan
total panjang sebanyak 110 baris. Dalam ”Litterae Magicae, Studies In
Honour of Roger S.O Tomlin,” dan dicetak
di Universitas Zaragoza Spanyol, Celia Sanchez Natalias menulis ulang teks
Caesarea Maritima Against a Dancer dalam bahasa Inggris, dan melaporkannya
terbagi menjadi sisi A dan sisi B.
|
Defixiones Tabella "Caesarea Maritima Against a Dancer" |
Sisi A tertulis (sesuai teks asli dalam bahasa Inggris) :
Come to me, Thoth,
ageless god, with a saw-toothed peplos, lord of Tartaros, you who make the
black coloured marriage last longer, … the dark pronaoi…who cuts the innermost
part of the darkness, who has the tail of a snake, having the head of a mouse
(or of a fly ?), hippopotamus, having the face of a lion, with the tail which
is carried by a bird... producing no voice (?), in a water-pot he raises the
good…, thinking (? that) he accomplishes the desires of (or follows) those
who…in the whole cosmos … to Isis, he is carried by snakes …, he who
(enchained) his own father… (highest?) in adamantine and indissoluble (chains)
and, thanks to his good qualities, received the order to fall down onto earth
and beget the Hypochthonios (i.e. the subterranean god), who committed violence
against his generative organs in the abyss (and begot) Aphrodite Aroriphrasis.
Phnoukentabοpis, I invoke you, violent Acham-… of the holy customs … set apart
…Manna … tie the feet together, hinder the dance of Manna …for bending (his)
legs. Burning, shaking the cosmos… the uninhabited land, shake, shake off, turn
down Manna… whom Rufina bore, let Manna be the sole object of common talk.…
…Demons of the sky, demons of the air, demons of the earth, underworld demons,
demons of the sea, of the rivers, demons of the springs, violent demons, …
demons of untimely dead people, flying (?) demons …, demons… and do not allow
Manna whom Rufina bore… (Bind ?) his feet, his hands, he should leave….. he
should dance out of step, he should fall down either towards the theatre or…
the stupid like a tunny-fish (or the Thynian) Manna whom Rufina bore should be
intolerable, wear his clothes badly in the theatre, because I adjure you by the
names which were revealed to the gods: “Karosour.tr.mir phorbolol surpar
Iarbath agramne phibao”. Wake you up for me, bind down the eyes, the hands, the
feet, which should be slack for Manna when he will dance in the theatre…..
Manna, the dancer, whom Rufina bore, because (I bind?) you thoroughly in the
name of Amosebath Anoch… Thotho (i.e. Thoth the great)…Bar in the god
Krethethibe, Manna, when dancing, whom Rufina bore, because I adjure you Oai
hippiyeschao…araracharara the phthisikere… I adjure the vowels (which are) with
you, the queen, the goddess, Iaiao Akouai Psoa Barpharadon Iazarabib
Alethmar..apebalaemaeth Barichammoth Keybkothkebaro..o …Sisiphermou Chnouor
Abrasax, Manna should be assaulted… Lords Angels, I adjure you… by the force of
your Lord god… twist, darken, bind down, bind down together the eyes, the hands
of… as soon as possible… being (not ?) tuned in…he should move slowly and lose his
equilibrium… (he should suffer from) itching, maim, put to silence Manna whom
Rufina bore… his attention… he should be bent and unseemly… to will… an unlucky
day… … in the city… loosen (?), he should be unseemly, he should have an
unlucky day before the whole (people?, audience?) …him… of the... in the… he,
Manna whom Rufina bore, should be unseemly immediately immediately, quickly
quickly… of the dance, immediately immediately, quickly quickly.
Terjemahan dari sisi A dalam bahasa Indonesia adalah sebagai
berikut :
Datanglah Padaku,
Thoth, sang dewa abadi, dengan peplos yang bergigi runcing,penguasa Tartaros,
kau yang membuat hitam menikah bertahan selamanya,…pronaoi yang
gelap…yang memotong bagian terdalam dari kegelapan, yang memiliki ekor ular, yang
memiliki kepala tikus (atau sesuatu yang terbang?), hippopotamus, yang memiliki
wajah singa, dengan ekor yang dibawa burung…yang tidak bersuara(?), di dalam
kubangan air dia membangkitkan kebaikan…, berfikir(?bahwa)dia telah memenuhi
keinginan(atau mengikuti) mereka yang…di seluruh semesta…kepada Isis, dia yang
dibawa oleh ular…, dia yang (diperbudak) ayahnya sendiri… (yang paling tinggi?)
dalam adamantin dan tak terpisahkan (rantai-rantai) dan, bersyukurlah untuk
kualitas baiknya, yang menerima perintah untuk turun ke bumi dan melahirkan
Hypochthonios (yaitu, dewa bawah permukaan) yang bersedia melakukan kekerasan
melawan organ generatifnya di jurang (dan melahirkan) Aphrodite Aroriphrasis.
Phnoukentabopis, aku memohon kepadamu, Acham yang kasar…sebuah kebiasaan
suci…memisahkan…Manna…ikatlah talinya bersama-sama, menghalangi tarian
Manna..untuk menekuk kaki (nya). Terbakar, semesta berguncang…tanah yang tak
bisa dihuni, terguncang, bergoyang, turunlah Manna…yang dikandung Rufina,
biarkan Manna menjadi satu-satunya yang diperbincangkan… …iblis yang menghuni
langit, iblis yang menghuni udara, iblis yang menghuni bumi, iblis dunia bawah,
iblis yang menghuni laut, sungai, iblis yang menghuni musim semi, iblis yang
kasar, …iblis yang berasal dari orang yang mati, terbang (?) iblis…, iblis… dan
jangan ijinkan Manna yang dikandung Rufina…(terikat?) kakinya, tangannya, dia
harus pergi…dia harus berdansa menjauh, dia harus turun ke bawah entah mengarah
ke teater atau… si bodoh yang seperti seekor ikan tunny (atau Thynian) Manna
yang dikandung Rufina seharusnya tidak berkompromi, memakai pakaiannya yang berantakan
di teater, karena aku memintamu atas nama beliau yang diungkap para dewa:
“Karosour.tr.mir phorbolol surpar larbath agramne phibao”. Kau bangunlah
untukku, biarkan matamu tertutup, dengan tangan, kaki, yang seharusnya kamu
renggangkan untuk Manna saat dia akan menari di teater… Manna, sang penari,
yang dikandung Rufina, yang (aku mengikat?) mu atas nama Amosebath Anoch…
Thotho (yaitu, Thoth yang agung)… jarak dalam dewa Krethethibe, Manna, ketika
berdansa, yang dikandung Rufina, karena aku memintamu Oai
Hippiyeschao…araracharara the phthisikere…aku meminta nada (yang mana) dengan
mu, sang ratu, sang bidadari, Iaiao Akouai Psoa Barpharadon Iazarabib Alethmar…apebalaemaeth
Barichammoth keybkothkebaro…o … Sisiphermou Chnouor Abrasax, Manna harus
diusir…Tuan Malaikat, Aku memintamu… dengan kekuatan paksaan dari
Tuhanmu…memuntir, menggelapkan, menutup, menutupkan beriringan dengan mata,
pemilik tangan yang…secepatnya…yang (tidak?) menjadi sekutu… dia harus bergerak
perlahan dan kehilangan keseimbangan… (dia harus menderita) gatal, lumpuh,
buatlah Manna yang dikandung Rufina diam… perhatiannya… dia seharusnya menunduk
dan tidak terlihat seperti biasanya… untuk niat pergi… hari yang sial… … di dalam
kota … kehilangan (?), dia seharusnya tidak seperti yang terlihat/tak seperti
biasanya, dia membawa hari yang sial sebelum semua (orang-orang?, pergi menonton?)
… dia… segala… dalam suatu… dia, Manna yang dikandung Rufina, seharusnya tidak
terlihat seperti biasanya segera segera, cepat cepat… dari menari, segera
segera, cepat cepat.
Sisi B tertulis (sesuai teks asli dalam bahasa Inggris) :
Amen. Someone you…
having the Green (faction), having strength, these… the winner and the applause…
you should hinder… the judgement… as long as…Manna whom Rufina bore. Chych
Bachych Bachachych Bakaxichych Bachabachych Menebeachych Badetophoth Bainchoook
Samosilam Eulamo……Patathnax imiathar iou Erbeth iou Pakerbeth, io Bolchoseth
iph Apomps, io the………Abrasax … to them… with force… to the breathless
(people)………of the soul of…….joining in a shout….. safe, thinking carefully… he
will be seen graceless. Phisikere Pai Phtha Phoza, bind… Lords gods… being
unlucky in …
Sedang terjemahan dari sisi B dalam bahasa Indonesia adalah
sebagai berikut :
Amin. Seseorang
darimu…yang (bergolongan) hijau, yang memiliki kekuatan, tersebut… pemenang dan
tepuk tangan… kamu yang harus terikat… penghakiman… selama…Manna dikandung
Rufina. Chych Bachych Bachachych Bakaxichych Bachabachych Menebeachych
Badetophoth Bainchoook Samosilam Eulamo…Patathnax Imiathar iou Erbeth iou
Pakerbeth, io Bolchoseth iph Apomps, io the… Abrasax… untuk mereka … dengan
paksa … untuk mereka yang sedang terengah-engah (orang)… atas segala jiwa… bergabung
untuk sebuah teriakan … aman, berfikirlah hati-hati…karena dia akan terlihat tidak elok.
Phisikere Pai Phtha Phoza, terikat…dewa-dewa…untuk sial…
***
Keterbukaan untuk mengutuk adalah nuansa disetiap defixiones
atau “lembar kutukan”, dengan tema yang sebenarnya beragam namun ditujukan
untuk penafsiran atas perilaku yang sejenis, yaitu membenci atau tidak menyukai.
Sehingga definisi atas citra defixio selalu menjurus pada nada yang selalu
mengutuk. Dinamika atas konsep dalam bermasyarakat memang mengganggap bahwa
kutukan dapat diterima sepanjang, bahwa apa yang dibenci dan dikutuk tertulis hanya
di lembar defixio.
“Caesarea Maritima Against a Dancer” hanyalah salah satu
subjek cerita atas perilaku ketidaksukaan seseorang, yang mungkin dalam kondisi
yang sebenarnya, sedang memainkan apa yang orang coba lihat sebagai bentuk,
atau pola tradisi. yaitu pola tradisi penulisan defixiones. Kerumitan cerita dan nama tokoh yang disebut bisa jadi fakta
atau bahkan sebaliknya, hanya fiktif dimana
sebenarnya hal tersebut adalah akal-akalan untuk membuat defixio menjadi
semacam sarana untuk menyembunyikan “mantra” dan menunjukkan inti dari
bentuk ikatan, yang sebenarnya adalah kemapanan teka-teki yang
sifatnya terselubung, dari keseluruhan jalan cerita yang terangkum di defixio.
Defixiones dalam banyak temuan lebih memiliki sifat sebagai “kebencian atau ketidaksukaan yang diperlihatkan”. Berdasarkan pola bahasa yang tersusun, ekspresi yang sangat menonjol adalah keegoisan dan itu merupakan bentuk pengungkapan jati diri. namun, bukan hanya jati diri si penulis atau pengutuk tapi dalam hal ini, jati diri yang membuat watak bahwa apa yang tertulis adalah defixiones. kesimpulan awal yang terungkap sulit untuk membuat apa yang terungkap memiliki makna yang lain selain mengutuk. namun, ketimbang mencoba untuk mencari tahu apa motivasi sebenarnya dari si pengutuk, blog trajectory lebih berminat untuk menganalisa bentuk gaya bahasa defixiones yang menonjolkan bentuk pola kata kerja "terikat" atau "ikatan", dimana nantinya blog trajectory akan mencoba membandingkan bentuk gaya bahasa yang terdapat di beberapa lembar kutukan yang lain selain "Caesarea Maritima Against a Dancer".
Bentuk kata yang mengandung unsur “terikat” atau “ikatan”
lebih menjurus pada sebuah seni dalam mengungkapkan apa yang sesungguhnya
terjadi di alam semesta, atau kosmos, daripada bentuk padanan dari ikatan yang
menyebutkan rasa cinta yang tak terbalas atau ego yang lain, pada sisi yang lebih psikologis manusiawi. Kutukan bukanlah bentuk ungkapan perasaan, tapi rumus atas apa yang
lebih mirip diulas di ilmu fisika dan cabangnya yaitu astronomi. Dalam hal ini, daripada menyebut ego yang mendasari
setiap ungkapan yang terdapat dalam lembar kutukan, “gravitasi” adalah bentuk
yang paling bisa diungkap dari jenis bahasa “ikatan” atau “terikat” yang memang tersurat tersembunyi, atau sengaja tidak ditampakkan pada keseluruhan tema defixiones
tabella. Sejauh yang bisa digali dan ditemukan, tidak ada makna yang lain
kecuali mencoba mengungkap formasi dan gugusan gravitasi, dan makna yang tersirat
tersebut mempengaruhi teka-teki cara atau pola pikir dari keseluruhan tulisan di defixiones. Disini, dasar atas temuan kata kerja “terikat” atau “mengikat”, lebih menonjol dan
paling mudah diberi definisi daripada temuan bentuk kata kerja yang lain. dan
kutukan atau mengutuk juga merupakan salah satu efek dari kehendak yang bekerja
pada bentuk dasar kata “terikat” atau “ikatan”.
|
Defixio yang ditemukan di dekat Athenian Agora |
Rodney S. Young dalam artikelnya “An Industrial District of
Ancient Athens” (1951), memasukkan “editio princeps” dari lembar kutukan yang
terbuat dari timbal dari awal abad ke 4 sebelum masehi, ditemukan tepat di luar
sudut barat daya Agora, tepat di sisa-sisa dinding bata lumpur sebuah rumah
yang disebut “Young”. Teks di defixio yang
ditemukan berbunyi :
"I bind down
Aristaichmos the smith before those below and Pyrrhias the smith and his work
and their souls and Sosias of Lamia and his work and soul and what they say and
what they do {and what they dol} and
Hagesis of Boiotia.
Terjemahannya sebagai berikut :
“Aku mengikat
Aristaichmos sang pandai besi sebelum mereka yang dibawah dan Pyrrhias sang
pandai besi serta pekerjaannya dan jiwa-jiwa mereka dan Sosias of Lamia dan
pekerjaannya serta jiwa dan apa yang mereka katakan serta apa yang mereka
kerjakan ( dan apa yang mereka kerjakan) dan Hagesis dari Boiotia.
Defixio menulis lebih jelas disini mengenai bentuk “terikat”
atau “ikatan” dimana nama-nama yang telah disebut, akan memberikan jiwa dan
pekerjaannya kepada si penulis defixio. Bentuk sebenarnya dari kutukan terlihat
dari apa yang diminta oleh si penulis. Dari yang terbaca di atas, adalah jiwa
dan pekerjaan yaitu pandai besi , dari nama-nama yang telah disebutkan.
Namun selain menyiratkan pola dengan dimensi bentuk
“terikat” atau “ikatan”, kadang defixio menulis bentuk yang berlawanan. Contoh
yang mengungkap pola berlawanan dengan bentuk “terikat” atau “ikatan” seperti
yang tertulis dalam lembar kutukan Boiotia yang ditujukan kepada Zoilos, yang
berasal dari abad ke 3 atau 4 sebelum masehi. Menceritakan bahwa ia (Zoilos)
tidak akan bersatu dengan Anthera sama seperti lembar kutukan (yang disebut) tersebut,
yang berada dikubur terpisah dari dunia manusia. Dan karena lembar kutukan
terpisah dan terisolasi dari manusia, demikian juga Zoilos yang pada akhirnya
akan terpisah dari Anthera.
“…and just as this
lead (is) in some place separated from humans, so may Zoilos’ body be separated
from Anthera — and touch and kisses and the intercourse of Zoilos and
Anthera, and their thoughts … […] … just as the lead is completely separated,
buried and isolated here, so too bury Zoilos quickly, and his activity, dealings,
love and all the rest.”
Terjemahan :
“…dan sama seperti
lembaran ini (ada) di suatu tempat yang terpisah dari manusia, demikian juga
tubuh Zoilos yang dapat dipisahkan dari Anthera – dan sentuhan dan ciuman dan
hubungan seksual Zoilos dan Anthera, dan pikiran mereka…[…]…sama seperti
lembaran ini yang benar-benar terpisah, terkubur dan terisolasi disini,
demikian juga Zoilos, dan aktivitasnya, urusannya, cintanya, dan
yang lain keseluruhannya.”
Bentuk “terikat” atau “ikatan” disini menjadi koyak di lembar
kutukan yang ditemukan di Boiotia, namun bentuk “koyak” yang diceritakan
tersebut, adalah bentuk yang sebenarnya terpisah atau terlepas dari situasi. Situasi
yang dimaksud adalah situasi dimana sebelumnya telah membentuk suatu pola bentuk
“terikat” atau “ikatan”, namun karena “terikat” atau “ikatan” disini, adalah
sesuatu yang nyata tersirat koyak atau tidak bersatu, dengan bentuk cerita yang
cenderung menyakitkan “terikat” atau “ikatan” adalah pola yang jelas-jelas
mendapat perlawanan.
Membaca Cara Kerja “Sihir”
Defixio Tabella
Di suatu kedalaman, karena penulisnya sengaja menguburnya,
nasib defixio terkatung-katung, dan terus tertutup rapat tersimpan, terbenam,
dan karena digerus jaman, “defixio” membusuk pelan-pelan. Sampai pada suatu
saat terungkap, karena ketidaksengajaan saat penggalian, huruf yang terbaca
mengalami reduksi dan tidak lengkap lagi.
Lalu, apa maksud sesungguhnya setelahnya? Jika “defixio” hanya
terbaca remang-remang. Pertanyaan dalam kepala mengenai subjek di defixio dan
apa makna dan untuk apa sesungguhnya, menjadi remang-remang dan begitu sarat
dengan interpretasi personal. Cara pengaburan makna yang paling awal adalah
definisi. Definisi yang memainkan cabang dari semua bentuk penafsiran awal
teks-teks yang sampai sekarang selalu membuat penafsiran bermakna ganda dan propaganda. Sampai teks awal
membuat suatu cabang ilmu yang baru dan asumsi yang sedemikian remang-remang menafsirkan bentuk baru sehingga tetap dan terang demi penyesuaian yang lancar melewati
jaman. Lalu, cabang ilmu baru yang sesuai dengan jaman pun dibuat.
“Iblis tidak membuat sihir bekerja namun iblis yang mencuri
dengar mengetahui teks rapalan yang membuat sihir mampu bekerja.” Sebuah
giringan yang bersifat interpretasi personal, namun sesungguhnya giringan tersebut adalah ilusi
yang disimpan iblis untuk menciptakan nanar. Nanar adalah definisi atas akibat. Akibat yang seringnya dikait-kaitkan dengan kecerobohan dan kebodohan. apa yang diciptakan oleh kecerobohan dan kebodohan selalu berbuntut panjang dan dalam banyak cerita, digambarkan cenderung merugikan. Nanar adalah jalan tembus yang
membuat lembah jahannam terbakar menyala-nyala. Disitulah iblis menetap dan
menyebar bibit kedengkian, sampai batas yang telah ditentukan waktunya.
Tipu daya iblis bekerja saat defixio mempengaruhi
kepercayaan sihir dan menciptakan pola hidup yang sekaligus dapat mempengaruhi
cara masyarakat dalam memandang sihir. Defixio adalah sihir, dan cara
masyarakat yang hidup saat defixio berkembang, memandang wajar, ilmu sihir. Antropolog
Stanley J. Tambiah mengungkap tentang tindakan magis (atau sihir), biasanya
adalah gabungan dari ucapan verbal dan manipulasi objek. Yang mana hal tersebut
merupakan tindakan performatif, dan ini persis dengan apa yang ada di defixio
(lembar kutukan). Kinerja ritual yang merupakan gabungan dari elemen verbal dan
non verbal, membawa perubahan dalam studi ekstra-linguistik dengan prosedur
mekanis yang kurang lebih “otomatis” biasanya dikaitkan dengan sihir.
Daniela Urbanova dan Jurak Franek dalam Philologia Classica
vol 14 (2019), menulis bahwa “lembar kutukan merupakan bagian penting dari
bukti epigrafis untuk praktik ritual berdasarkan sihir di dunia Mediterania
kuno”. Mereka berdua mencoba untuk
memberikan gambaran umum yang representatif dan taksonomi sementara untuk
penggunaan rumus perumpamaan di “defixio” Yunani dan Latin, yang dibuktikan dari
sekitar 80 defixio dan dalam keadaan keterbacaan yang sangat remang-remang, dengan
usia selama kurang lebih satu millennia dimulai dari abad 5 SM sampai abad ke 5
Masehi. Dari temuan defixio di Aquae Sulis di Britania dan Hadrumetum di
Afrika, hingga Pontic Olbia di Ukraina dan Oxyrrhynchus di Mesir.
Defixio atau tablet kutukan sesuai “May their Limb Melt, Just as This Lead Shall Melt… (Sympathethic Magic and
Similia Similibus Formulae in Greek and Latin Curse Tablets”, telah
didefinisikan secara minimal sebagai potongan timah bertuliskan, “biasanya
dalam bentuk lembaran kecil tipis, yang dimaksudkan untuk mempengaruhi, dengan
cara supernatural, tindakan atau kesejahteraan orang atau hewan di luar
kehendak mereka.”
Petaka dari sihir defixiones sebenarnya dimulai kira-kira
setelah apa yang dimuat dalam keterangan lembar defixio, berhasil ditemukan
(berhasil ditemukan kira-kira bermakna berhasil dipecahkan). Seperti Misteri
yang terdapat di defixio “Caesarea
Maritima Against a Dancer”, dimana diungkap
bahwa Manna yang dikandung Rufina adalah sosok yang sebelumnya teka-teki, namun
berhasil diungkap kemudian, dimana keberadaan Manna yang dikandung Rufina
adalah tohoh utama yang disebut-sebut sebagai subjek yang terkutuk, dan dinyatakan dengan jelas, tegas, agar supaya tidak, dan jangan sampai terlihat ”berdansa”. Berikut adalah kutipan dan ulasannya :
Pengutuk dalam “Caesarea Maritima Against a Dancer” terlihat meminta (dan memohon) yang
ditujukan kepada 3 nama. Sebagai permulaan yang pertama ditujukan kepada Acham, pengutuk meminta kepada Acham yang kasar untuk menghalang-halangi
Manna yang dikandung Rufina “berdansa”.
aku memohon kepadamu,
Acham yang kasar…sebuah kebiasaan suci…memisahkan…Manna…ikatlah talinya bersama-sama,
menghalangi tarian Manna..untuk menekuk kaki (nya).
kemudian dalam baris yang lain diceritakan bahwa pengutuk meminta kali
ini kepada iblis untuk tidak mengijinkan Manna yang dikandung Rufina terlihat, dan
dalam hal ini menyuruhnya (Manna yang dikandung Rufina) untuk pergi.
…iblis yang menghuni
langit, iblis yang menghuni udara, iblis yang menghuni bumi, iblis dunia bawah,
iblis yang menghuni laut, sungai, iblis yang menghuni musim semi, iblis yang
kasar, …iblis yang berasal dari orang yang mati, terbang (?) iblis…, iblis… dan
jangan ijinkan Manna yang dikandung Rufina…(terikat?) kakinya, tangannya, dia
harus pergi…dia harus berdansa menjauh,
Pergi tidak terlihat “berdansa” di suatu lokasi yang
digambarkan sebagai teater atau tempat lain pada keterangan terusannya yang
belum berhasil diterjemahkan.
…dia harus berdansa
menjauh, dia harus turun ke bawah entah mengarah ke teater atau…
Lalu pengutuk berganti memohon pada Malaikat untuk meminta
Manna yang dikandung Rufina, untuk dilarang terlihat seperti biasanya. Diusir
dan jika perlu dengan cara yang keras dan dengan sifat memaksa yang lain, agar Manna yang dikandung Rufina tidak terlihat.
Manna harus
diusir…Tuan Malaikat, Aku memintamu… dengan kekuatan paksaan dari
Tuhanmu…memuntir, menggelapkan, menutup, menutupkan beriringan dengan mata,
pemilik tangan yang…secepatnya…yang (tidak?) menjadi sekutu… dia harus bergerak
perlahan dan kehilangan keseimbangan… (dia harus menderita) gatal, lumpuh,
buatlah Manna yang dikandung Rufina diam… perhatiannya… dia seharusnya menunduk
dan tidak terlihat seperti biasanya…
Keterangan berikutnya, melibatkan apa yang sebenarnya
menjadi ciri khas dari gaya penyampaian defixio, yaitu kutukan. Karena jika
Manna yang dikandung Rufina terlihat seperti biasanya, dan “berdansa” atau
“menari”, maka… hari yang sial akan datang.
… untuk niat pergi… hari
yang sial… … di dalam kota … kehilangan (?), dia seharusnya tidak seperti yang
terlihat/tak seperti biasanya, dia membawa hari yang sial sebelum semua
(orang-orang?, pergi menonton?) … dia… segala… dalam suatu… dia, Manna yang
dikandung Rufina, seharusnya tidak terlihat seperti biasanya segera segera,
cepat cepat… dari menari, segera segera, cepat cepat.
Lalu siapa yang ketiban sial? saat hari sial itu datang?
Pada sisi B, defixio menulis tentang golongan hijau, atau diceritakan bahwa
pengutuk sedang menunjuk golongan hijau. Lalu siapakah golongan hijau yang
dimaksud? (disebutkan bahwa) “Dia yang terikat penghakiman selama, Manna (tetap
atau sedang) dikandung Rufina.”
Seseorang
darimu…yang (bergolongan) hijau, yang memiliki kekuatan, tersebut… pemenang dan
tepuk tangan… kamu yang harus terikat… penghakiman… selama…Manna dikandung
Rufina. Chych Bachych Bachachych Bakaxichych Bachabachych Menebeachych
Badetophoth Bainchoook Samosilam Eulamo…Patathnax Imiathar iou Erbeth iou
Pakerbeth, io Bolchoseth iph Apomps, io the… Abrasax… untuk mereka … dengan
paksa … untuk mereka yang sedang terengah-engah (orang)… atas segala jiwa…
bergabung untuk sebuah teriakan … aman, berfikirlah hati-hati…karena dia akan terlihat
tidak elok. Phisikere Pai Phtha Phoza, terikat…dewa-dewa…untuk sial…
Disini, entah karena Manna yang dikandung Rufina memang tidak
terlihat sebelumnya, atau di suatu telaah yang melibatkan situasi, Manna yang
dikandung Rufina dalam posisi akan terlihat ketahuan. Karena itulah sang pengutuk
berujar di defixio agar Manna yang dikandung Rufina segera diusir pergi. Untuk mencegah hari yang sial datang, jika Manna yang dikandung Rufina
ketahuan terlihat “berdansa”. Karena Manna yang dikandung Rufina dan tariannya, akan membawa sial.
Cerita mengenai lembar kutukan memiliki nilai magis dan
sebagai mantra sihir mulai bekerja, kira-kira setelah Manna yang dikandung
Rufina terlihat seperti biasanya dan dalam kondisi ditemukan sedang “berdansa”.
Sayangnya, dalam runutan cerita yang melibatkan teater sebagai satu-satunya rujukan
lokasi yang mengidentifikasikan apa yang
seharusnya dikerjakan, tampaknya Manna yang dikandung Rufina memang benar
berprofesi sebagai “Penari”. Dan di sanalah, di teaterlah, ia (Manna yang
dikandung Rufina) datang untuk “berdansa”. Cerita yang menampik fakta bahwa
Manna yang dikandung Rufina tidak mungkin tidak “berdansa” atau “menari” disini
jelas sekali tertulis dalam kronologi cerita lembar kutukan “Caesarea Maritima Against a Dancer”. Dan saat Manna yang dikandung Rufina terlihat dan ternyata benar sedang berdansa, maka...hari sial akan datang.
Blog trajectory “berangan-angan”, jika seandainya Manna yang
dikandung Rufina sedang memetik cabai di ladang, tentu ia akan merujuk lokasi
yang berbeda dan juga menunjuk jenis pekerjaan yang berbeda pula. Sehingga
dalam suatu konsep desain persona, Manna yang dikandung Rufina tidak akan dapat
ditemukan di teater, atau disuruh untuk pergi ke teater, karena dia bukanlah
“Penari” dan secara otomatis, dia tentu tidak ditemukan dalam keadaan
“berdansa” atau “menari”. Tetapi bekerja di ladang memanen cabai, atau sedang menanam
cabai. Bisa dikatakan bahwa kutukan tidak akan bekerja atau tidak akan pernah terjadi
apabila Manna yang dikandung Rufina adalah seorang Petani Cabai, dan bukan
seorang “Penari” yang tidak pernah akan ditemui sedang dalam keadaan “berdansa”
atau “menari”.
Cabai adalah komoditi yang tak terbantahkan lebih terekspos
sebagai bumbu, dan bukan makanan dari jenis buah yang bisa dimakan sendiri
tanpa orang merasa ingin mengumpat karena rasanya yang sangat pedas, dan jika
kebanyakan, orang akan mengambil banyak air untuk diminum (mungkin setangki
penuh truk pemadam kebakaran). Dan kalaupun air nya habis, bisa ngambil di
kali, danau dan payau-payau terdekat. Hadeeeh…sampe cape minum air. (Maaf jika
Blog trajectory keterlaluan mengada-ada dalam “berangan-angan”)
Defixiones sebagai
Rujukan
Defixiones atau lembar kutukan buruk sebagai rujukan. Sangat
buruk mengingat kepercayaan yang memuat nilai magis atas sihir yang mendasari
lahirnya pembuatan defixiones. Namun dalam telaah modern yang melibatkan unsur dinamika
dari cabang ilmu psikologi, sosiologi, antropologi, dan bahkan astronomi melihat ulang
defixiones yang memiliki nilai dan makna keterkaitan tampaknya akan mendukung
perkembangan penelitian dari cabang ilmu pengetahuan tersebut. Dan penelitian yang mencoba mengungkap teka-teki defixiones yang melibatkan ilmu pengetahuan, kemungkinan tidak akan bisa
dihindari.
Seperti hasil telaah yang melibatkan temuan bentuk kata
“terikat” atau “ikatan”, dimana dalam banyak contoh defixio yang berhasil
ditemukan, selalu memiliki pola yang seperti itu. Jika kemudian cabang ilmu
astronomi masuk dan menafsirkan bentuk pola “terikat” atau “ikatan” sebagai kata
kerja dari sifat gravitasi, tentu nya akan melihat defixio sebagai hukum yang
mengikat dari gugusan bintang dan formasi planet. jika kemudian teka-teki yang
terdapat di lembar kutukan atau defixio yang memiliki pola bentuk “terikat”
atau “ikatan” berhasil dipecahkan, lantas kepercayaan yang melahirkan ketakutan
akan sihir terjadi, dan jika memang kutukan benar-benar terjadi, maka pembaca
bisa berasumsi bahwa lembar kutukan memang mengutuk dan hanya menimbulkan
malapetaka.
|
“terikat” atau “ikatan” |
Defixio dapat memberi dampak takut kepada orang untuk
menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi di alam semesta, jika benar bahwa
rujukan atas pola bentuk “terikat” atau “ikatan” dijadikan misalnya oleh cabang
ilmu astronomi sebagai rujukan. Orang yang berkecimpung dalam penelitian astronomi tidak akan mau lagi menggunakan defixio sebagai rujukan jika sihir yang
mengutuk benar-benar bekerja membuat malapetaka setelah dunia penelitian astronomi mengungkap makna sesungguhnya dari apa yang terkandung di lembar kutukan.
Dunia hari ini lebih toleran dari jaman dulu. Namun kepercayaan terhadap cerita yang disampaikan dari mulut ke mulut, tentang sebab kebenaran kutukan terjadi,
tentunya menimbulkan efek psikologis kepada orang atau masyarakat untuk menjadi
takut. Kecenderungan yang lebih relevan adalah dengan mengikuti kepercayaan
banyak orang, dan jika dalam suatu kelompok bangsa, atau bahkan ajaran agama,
kepercayaan tentang kutukan yang mengikuti memang ada, saat misteri apa yang
tertulis di defixio terlihat atau terpecahkan, tentu suatu kelompok bangsa
tersebut, atau kelompok ajaran agama tersebut, akan melarang siapapun untuk mencoba mengungkap misteri sebenarnya dari apa yang tertulis di defixio.
Mungkin akan lahir ujaran yang mengatasnamakan otoritas
tertinggi (di suatu kelompok) yang mengharuskan kelompok bangsa, atau ajaran
agama untuk menjauh dari penelitian tentang semesta, atau belajar ilmu astronomi dan mendalami materi tentang gravitasi misalnya, jika penafsiran astronomi atas
gravitasi, memang masuk akal untuk memecahkan misteri defixio. Namun kemudian
berbuntut panjang karena kutukan yang terdapat di lembar kutukan benar-benar
bekerja, dan umat manusia terkena malapetaka, setelah misteri defixio
terpecahkan.
Kelompok tertentu tersebut (yang mengatasnamakan
otoritas tertinggi) tentu akan berupaya keras menentang segala
bentuk ujaran yang mengatasnamakan ilmu pengetahuan, untuk mengungkap teka-teki defixio. Hal tersebut kemudian memberi dampak "nanar", yang jika diterapkan dengan hukum ketat sebagai pengawas, membuat kelompok bangsa atau penganut ajaran agama,akan cenderung memiliki pola paham "mengurung diri". Akan lebih baik dalam tanda kutip “mengurung diri” daripada
menjadi faham dan mengerti teknologi. Daripada membuat kutukan defixio terjadi,
“mengurung diri” adalah sesuatu yang bijaksana, dan bahkan lebih baik, daripada
mengerti semesta dan ilmu astronomi.
Namun pola perkembangan atas kekhawatiran memang pada
akhirnya akan selalu ada dan bagi masyarakat, kelompok bangsa, atau agama yang mengetahuinya, tentu akan dengan ketat menganut, tanpa perlu mempertanyakannya. dan efek bagi yang mempertanyakannya adalah "nanar". jika melihat kembali cerita Huruf Kesepuluh pada bagian pertama, pembaca pasti mengerti arti dari dampak "nanar" yang dimaksud. yaitu maraknya praktek sihir yang menyebabkan perburuan penyihir secara besar-besaran di Eropa Abad Pertengahan dimana upaya suatu otoritas kelompok agama, mencoba membuat kurungan atas rasa penasaran dan kemajuan ilmu pengetahuan, dimana tudingan penyihir selalu dialamatkan bagi mereka yang membangkang. tak sedikit ilmuwan yang menjadi korban perburuan dan eksekusi karena dituding sebagai penyihir.
Lalu, berhargakah defixio, jika ketakutan adalah efek yang
menggerus kepuasan atas rasa penasaran? Pada nilai dan tradisi tertentu, pembaca
akan disuguhi jawaban yang sebaliknya. Kelompok yang percaya dengan ilmu
pengetahuan akan tampil mengusung tema pencerahan dan menganggap bahwa defixio hanyalah
fantasi. Defixio tidak diyakini berdampak dan sebagaimana yang terlihat bahwa
kutukan yang tertulis, hanyalah omelan orang yang sedang menggerutu dan itu
biasa terjadi dalam kehidupan sosial bermasyarakat, dimana saja, dan dimasa
kapan saja.
Penentangan dari kelompok keras yang mengusung tema pembaharuan
kemudian akan menjadi saingan terberat, atas kelompok yang disebut "Lama" yang
mempercayai bahwa kutukan defixio adalah benar dan bukan hal yang mengada-ada. Untuk
kelompok pembaharu, tampilan defixio menjadi tampak usang. Atas nama penelitian dan ilmu pengetahuan yang mendasari
kepuasan atas rasa penasaran, kutukan adalah hal yang usang. Dan
penganutnya atau kelompok yang mempercayainya, lantas disebut "Kelompok Lama."
Bagaimana dengan pembaca, Apakah pembaca terpikat dengan
defixio (lembar kutukan) dan kemudian mencernanya? Lantas apa yang pembaca
dapat? Rasa penasaran dan haus akan ilmu pengetahuan, seperti kelompok
pembaharu, atau sebaliknya menjadi takut, seperti "kelompok lama" yang khawatir
bahwa kutukan akan terjadi, saat teka-teki di lembar kutukan terbaca?
***
Dari Athena Yunani, harian “Haarets” melaporkan bahwa 30
lembar kutukan timbal telah ditemukan di sumur berusia 2.500 tahun di pusat
kota Athena oleh tim arkeolog dari Institut Arkeologi Jerman, yang sedang
menyelidiki pasokan air untuk pemandian terdekat, yang dibangun pada abad 1 SM.
Lalu, pada 1979-1980, 130 lembar kutukan Bath juga telah ditemukan di lokasi
Aquae Sulis (sekarang Bath di Inggris). Lebih dari 80 lembar kutukan serupa
juga ditemukan di dan sekitar sisa-sisa kuil Merkurius, di dekatnya di West
Hill, Uley, menjadikan Inggris bagian barat daya sebagai salah satu pusat utama
penemuan defixiones.
Sampai dengan saat ini, lebih dari 1600 defixio Yunani dan
Latin telah diterbitkan, dengan temuan baru dan teks yang berhasil diketahui
tapi sebelumnya tidak diterbitkan, meningkat jumlahnya setiap tahun. Kira-kira sepertiga ditulis
dalam bahasa Latin dan dua per tiga nya ditulis dalam bahasa Yunani, namun
kadang-kadang ditemukan teks defixio dalam bahasa campuran keduanya.