Tampilkan postingan dengan label al qaariah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label al qaariah. Tampilkan semua postingan

Kamis, 01 Juli 2021

Nova

spot misterius terlihat di NGC 6946

Fenomena langit membuat denyut setiap sudut analisa yang digunakan dalam menengarai setiap keingintahuan, dan secara substansial, menggerakkan kita untuk meneliti lebih jauh tentang apa sebenarnya yang dianggap mampu mencapai titik temu. Sebuah jawaban atas permasalahan kausalitas untuk tema yang mengarah pada satu bidang persona. Al quran memberikan kunci masuk atas telaah lebih lanjut mengenai cara cerna permasalahan langit, sesuai dengan pedoman yang dianggap tidak menyimpang dari kesimpulan umum yang dianggap mumpuni untuk menerangkan fakta.

Dalam surat Al-Qaari’ah disebutkan :

(ayat 6) “Dan adapun orang-orang yang berat timbangan kebaikannya,”

(ayat 7) “Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan.”

(ayat 8) “Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan kebaikannya,”

(ayat 9) “Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.”

(ayat 10) “Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?”

(ayat 11) “Yaitu api yang sangat panas.”

Surat Al-Qaari’ah menerangkan fakta atas cara kerja gravitasi, dan lebih tepatnya adalah merupakan jalan masuk untuk menerangkan dugaan bagaimana susunan formasi bintang dan planet tempat dimana kita tinggal bekerja. Sangat penting untuk memahami dan mengetahui karena blog trajectory akan mengulas dan menganalisa lebih lanjut tentang fenomena langit yang baru-baru ini mengemuka dan membuat dunia mengarahkan teleskop untuk mencari kebenaran tentang keberadaan bintang merah super Betelguese yang sekarang berada di domain orion, yang diasumsikan sebagai calon terkuat bintang Supernova.

Sebelum mengungkap mengenai peristiwa supernova lebih lanjut, lebih dulu penting untuk mencerna cara kerja gravitasi atau medan magnet. Gravitasi penting untuk diteliti karena merupakan subjek tunggal yang menyebabkan semesta membentuk sebuah jaring. Untuk menangkap pola gravitasi lain sehingga membuat susunan formasi tata surya. Formasi membuat pola siklus yang kemudian menghasilkan berbagai macam analisa yang berkaitan erat dengan waktu, bulan dan penanggalan yang membuat kita dapat merumuskan berapa banyak hari dalam setahun misalnya, dalam suatu planet A atau B. Atau berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai satu putaran penuh rotasi dalam suatu planet A atau B.

Melompat lebih jauh untuk membahas mengenai galaksi, intergalaksi dan yang lebih luas lagi lingkupnya, sebenarnya penting untuk menangkap jawaban atas permasalahan gravitasi dalam ruang lingkup yang lebih kecil, yaitu tata surya. Karena pada prinsipnya, cara kerjanya sama tidak jauh berbeda.

Tata surya, terdiri dari bintang dan planet. dan bagaimana gugusan formasi tercipta? Quran surat Al-Qaari’ah ayat ke 6 dan 8 menjelaskan tentang takaran timbangan berat amal kebaikan. Namun sebelum kita mengulas lebih jauh, blog trajectory mengingatkan bahwa bahasan menggunakan pendekatan ontology dengan mengusung konsep persona untuk mencari sebuah bentuk ideal yang dapat dijelaskan sebagai bentuk wujud atas fakta. (pembaca bisa membaca konsep persona pada tulisan Ontology Al-Fajr)

Yang blog trajectory maksud disini adalah Neraka. Neraka adalah kutukan atas perbuatan jahat dalam nomenklatur teology namun, sesuai dengan konsep persona, blog trajectory membaca Neraka dalam bentuk yang dapat dilihat sesuai dengan penelusuran ontology dalam pencarian sebuah bentuk konkret yang dapat dibuktikan.

Neraka dalam bahasan Al-quran, merupakan konsep yang tergambar jelas sebagai perwujudan panas, karena unsur api yang menyala-nyala. Dalam konsep manifestasi umum, skala yang dimaksud sangat besar dan bukan api yang sengaja dibuat untuk membuat kita hangat atau untuk memasak. Tetapi api yang membakar dan mengutuk, sampai-sampai tidak ada satupun yang mampu keluar selamat dengan tanpa gosong atau hangus dan bahkan habis menjadi abu. Dalam perspektif teologi, mendekat kepada neraka adalah hangus, hilang, musnah tak berbekas. Tidak selamat adalah kutukan pasti, atas kesembronoan karena sengaja mendekat atau mencoba mendekat kepada api neraka.

Parameter yang demikian membuat blog trajectory mengungkap wujud dengan menguak materi mengenai sistim tata surya dan karena itu satu-satunya yang mampu menjelaskan skala api neraka yang sedemikian masif, besar dan mengutuk. Adalah bintang atau Matahari, sebuah penjelasan paradoks atas pendekatan teology, dan itu lebih dikarenakan subjek penelusuran ontology memang menginginkan hal yang lain. Yaitu bentuk yang dapat dijelaskan, atas panas api dalam skala yang luar biasa menyala-nyala.

Qs: Al-Qaari’ah ayat 6 menjelaskan bahwa “berat timbangan amal kebaikan”… kemudian dilanjutkan dengan ayat ke 7 “maka ia berada dalam kehidupan yang memuaskan.” Ayat 8 selanjutnya mengungkap bentuk ”…ringan timbangan kebaikan,” ayat 9, “…tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.” Sedangkan neraka hawiyah dijelaskan pada ayat 11 adalah "api yang sangat panas.”

Berat dan ringan adalah massa dan ayat 6 dan 8 Qs: Al-Qaari’ah tersebut menjelaskan kunci bagaimana pola formasi bintang dan planet tersusun.

Sedang kata “orang” dalam ayat 6 dan 8 Qs: Al-Qaari’ah  adalah perumpamaan yang merujuk pada bentuk planet sehingga, dengan membuat perumpamaan, rumusan atas susunan dan pola simpul yang melibatkan maksud gravitasi menjadi dapat diungkap.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa “Hawiyah”, adalah bintang,  “orang” adalah perumpamaan planet, sedangkan “timbangan amal” adalah tingkat gravitasi.

Bobot yang berat, dari massa suatu planet atau benda semesta pada ayat 6 Qs: Al-Qaari’ah menyebabkan ia berada pada posisi yang menjauh dengan bintang atau matahari. dikatakan dalam ayat ke 7 “maka ia berada dalam kehidupan yang memuaskan.” dan sebaliknya, bobot yang ringan akan membuat ia – planet atau benda semesta - pada ayat 8 Qs: Al-Qaari’ah, mengambang pada posisi yang cenderung dekat dari bintang atau matahari. dikatakan bahwa, “…tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah” dalam ayat ke 9.

Polanya teratur dan memiliki kecenderungan untuk menjadi tolok ukur dalam menjelaskan berbagai macam fenomena yang berkaitan dengan tingkatan gravitasi. pola gravitasi matahari menciptakan jaring untuk menangkap planet dan membuatnya beredar sesuai dengan massa yang dimiliki. Jika planet terperangkap masuk dalam jaring formasi bintang, prinsip hukum gravitasi yang tertuang dalam Qs: Al-Qaari’ah barulah bekerja.

Bahwa planet dengan tingkatan gravitasi yang ringan akan cenderung beredar dekat dengan bintang, sedangkan planet dengan tingkatan gravitasi yang berat akan beredar pada posisi yang jauh dari bintang.

Apabila ia tidak terperangkap masuk, dalam takaran berat dan ringan, ia - benda semesta - tidaklah dapat ditakar. Sesuai dengan Qs: Al-Qaari’ah, yang termasuk tidak berat atau tidak ringan, berarti tidak dapat diukur. Dalam hal ini memiliki materi yang berbeda - yang membuat daya tolak - dan bukanlah merupakan suatu massa dimana ia dapat iikat dan masuk dalam gugusan formasi bintang. Bisa jadi ia mengambang membentuk suatu pola dan siklus tertentu, namun dalam wilayah di luar formasi bintang. Jika tidak terikat dan membuat daya tolak, benda semesta tersebut membuat gugusan formasi bintang menjadi titik tumpuan untuk pacu lompatan. Jika setiap gugusan formasi bintang, tidak dapat mengikat benda semesta tersebut, maka jarak antar gugusan formasi bintang adalah area dimana benda semesta tersebut membuat pola siklus. Disitulah benda yang tidak dapat diikat mengambang dan beredar.

Pola yang sederhana menjelaskan bahwa daya tolak pacu lompatan dari 2 gugusan formasi bintang, akan membuat benda semesta yang mengambang diantara 2 gugusan formasi bintang tersebut, mau tidak mau membuat pola pegas rapat renggang, atau terlihat mendekat dan menjauh, jika meneropong dari teleskop dengan membuat rentang perbandingan berdasarkan kecerahan cahaya.

Metode tersebut, dikenal dengan nama Luminosity.

Nova adalah fenomena terang dan redup dari suatu bintang dalam suatu kurun waktu yang lama, berpuluh-puluh tahun bahkan bisa mencapai ratusan ribu tahun. Atau sebaliknya dalam kurun waktu yang sangat singkat saja. Fenomena perubahan kecerahan cahaya dari suatu bintang bisa diakibatkan oleh pola siklus rapat renggang.  Dan pada kenyataannya, teleskop akan membaca bahwa bintang tersebut akan terasa dekat, jika intensitas kecerahan cahaya menjadi lebih terang, dan terasa menjauh apabila intensitas kecerahan cahayanya melemah.

Supernova kali ini masuk dalam topik bahasan karena fenomena tersebut adalah dugaan terdekat untuk menjelaskan tentang bintang barat dan kemungkinan penjelasan fenomena kapan bertemunya dengan bintang timur. Nova adalah bintang terang yang tiba-tiba redup, atau sebaliknya, bintang redup yang tiba-tiba terang disebabkan oleh dinamika siklus, mendekat dan menjauh atau dalam jaring dua gaya tarik gravitasi, bahasa dinamika siklus Nova adalah rapat dan renggang. Jika Nova adalah siklus, berarti Nova membuat sebuah pola. Pola selalu berulang dan membentuk sebuah grafik yang menjelaskan waktu dan bentuk dari pola siklus itu sendiri. Meskipun domain waktu untuk satuan ukur sekarang, tidak tampak, nova akan tampak suatu saat. Atau bahasa sebaliknya, jika nova nampak dalam satuan waktu sekarang, karena siklus, ia akan kembali tidak nampak suatu saat menyesuaikan dengan pola siklus.

ilustrasi animasi

Dalam penjelasan literatur disebutkan bahwa bintang mengalami reaksi kimia, dan karena ukurannya raksasa, reaksi kimianya otomatis raksasa. Bintang membakar sejumlah bahan-bahan nuklir diintinya untuk menghasilkan berton-ton energi, sehingga inti menjadi sangat panas. Panas menghasilkan sekam tekanan dan tekanan tersebut menjaga bintang untuk tetap bekerja sebagaimana mestinya. Namun,inti yang tiba-tiba mengalami penurunan daya, membuatnya kehilangan energi sekam untuk menjaga tekanan tetap pada takaran yang seharusnya. Penurunan energi yang tiba-tiba menyebabkan sekam penjaga tekanan hilang dan itu artinya bintang akan membuat lompatan daya kejut. Dimana bintang membuat sebuah ledakan yang cahayanya akan menjadi cerah sesaat sebelum akhirnya hilang. Fenomena yang demikian dalam literatur dinamakan Supernova.

Fenomena supernova paling awal dalam catatan ditemukan oleh seorang astronom Cina yang mengamati fenomena langit pada tanggal 4 Juli 1054 M yang mana sekarang sisa-sisa supernova tersebut dapat dilihat dan dikenal dengan nama nebula kepiting. Terletak dilangit dekat rasi bintang Zeta Tauri.

Berdasarkan tahun pengamatan, Supernova tersebut dinamakan SN 1054 atau Supernova 1054. Kejadian peristiwa tercatat dalam dokumen dari dunia Arab, astronomi kontemporer Tiongkok, dan juga oleh literatur jepang yang ditemukan 300 tahun kemudian.  Selain itu pada abad 15 ada sumber-sumber eropa dan piktograf yang terkait dengan budaya Puebloan (Puebloan adalah kota yang dibangun penduduknya dilereng-lereng tebing dengan menggunakan bahan dari batu dan tanah) yang ditemukan didekat situs Penasco Blanco di New Mexico, yang menguatkan dugaan.

Literatur budaya Asia lain mencatat berbagai ledakan malam yang fantastis. Tapi ratusan tahun kemudian sebelum karya ilmuwan perintis seperti Edwin Hubble menghubungkan teks-teks tiongkok awal, dengan peristiwa astronomi yang mereka amati, secara keseluruhan, delapan supernova di galaksi Bima Sakti telah berhasil diidentifikasi berkat kesaksian tertulis selama bertahun-tahun.

NGC 6946 adalah fenomena serupa yang ditemukan oleh Astronom Jerman William Herschel pada 9 September 1798. Kadang disebut sebagai galaksi kembang api dikarenakan seringnya terjadi peristiwa dimana bintang tiba-tiba menjadi terang. NGC 6946 termasuk galaksi spiral menengah dengan inti terang kecil yang berlokasi dilangit melintasi batas antara konstelasi utara Cepheus dan Cygnus. Jaraknya dari bumi sekitar 25,5 juta tahun cahaya. Sepuluh supernova telah diamati muncul terlihat sejak abad ke 20 dan awal abad 21. Mereka adalah SN 1917A, SN 1939C, SN 1948B, SN 1968D, SN 1969P, SN 1980K, SN 2002hh, SN 2004et, SN 2008S, SN 2017eaw.

Yang menarik adalah selama tahun 2009, sebuah bintang terang didalam gugusan NGC 6946 berkobar selama beberapa bulan menjadi satu juta kali lebih terang dari matahari. Namun tak lama kemudian memudar dengan cepat. Pengamatan dari teleskop luar angkasa Hubble menunjukkan bahwa bintang tersebut tidak bertahan, meskipun masih ada beberapa jejak emisi inframerah di monitor dari posisinya.

Peristiwa supernova lain yang teramati adalah bintang merah super atau red supergiant yang beradius 900 kali lebih besar dari matahari. jika matahari kita sebesar itu, maka permukaannya akan hampir menyentuh planet Jupiter. Bintang merah super tersebut adalah Betelguese, yang berjarak 640 tahun cahaya dari bumi, atau bisa dikatakan yang terdekat dari semua Nova yang berhasil diamati. Betelguese masuk dalam daftar 12 bintang pada tingkat kecerahannya di rasi Orion, namun baru-baru ini redup secara drastis pada tingkat terendahnya dan turun ke peringkat 21.

Betelguese paling sering disebut dalam catatan selain berkategori supergiant, juga  dikarenakan jaraknya yang terdekat sehingga memungkinkan peralatan yang paling sederhana sekalipun untuk dapat mengamati secara langsung. Beberapa bintang berputar sangat cepat karena pasang surut yang diakibatkan oleh bintang pendamping, namun Betelguese berbeda, Betelguese tidak memiliki pendamping. Pada tahun 2016, ada pendapat yang mengungkapkan bahwa beberapa bintang di sekitar Betelguese, hilang karena Betelguese memakannya. Belum ada bukti mengenai kebenaran peristiwa tersebut memang, tapi penelitian terbaru mengungkap dugaan yang dapat memperkuat ide tersebut pada landasan yang lebih kuat.

Sebuah tim yang dipimpin oleh Manos Chatzopoulos dari Lousiana State University, mengatakan dalam laporan Jurnal Astrophysical bahwa Betelguese dapat menelan bintang yang bermassa 1-4 kali massa Matahari, lebih lanjut Manos mengungkapkan, selama ekspansi massa dalam jutaan tahun terakhir, tentu ia - Betelguese - akan memakan apapun di orbit yang cukup dekat, yang bisa dengan mudah memasukkan bintang lain.

Pendapat bertentangan mengungkap bahwa rasi Orion sangat terkenal dengan kumpulan bintang bercahaya biru namun Betelguese tepat berlokasi dibahu sebelah kiri. Betelguese bukanlah jenis bintang dengan cahaya biru akan tetapi merah. Warna merah diantara kumpulan bintang biru dipandang aneh, dan berdasarkan beberapa catatan analisa, Betelguese adalah bintang yang diduga mengalami reduksi kecerahan cahaya dan akan segera meledak menjadi supernova.

Namun pendapat Manos dan timnya justru mengungkap fakta bahwa Betelguese adalah bintang kanibal. Penelitian mengenai catatan kuno mengungkap bahwa aksi kanibal Betelguese diduga terjadi sekitar 100.000 tahun yang lalu, dimana Betelguese menelan bintang yang agak lebih masif dari Matahari. Dengan asumsi bahwa Betelguese adalah bintang kanibal, disesuaikan dengan waktu peristiwa tersebut berlangsung, yaitu terjadi pada sekitar waktu manusia modern meninggalkan Afrika. Jaman tersebut dikenal dalam teori sebagai jaman Out of Africa.

Teori Out of Africa menyebut bahwa homo sapiens adalah spesies manusia modern yang merupakan nenek moyang kita. Saat mereka muncul 120.000 tahun yang lalu, bumi mengalami lonjakan populasi, namun afrika yang saat itu hijau mengalami kekeringan yang mengancam keberlangsungan hidup dan memaksa mereka untuk berpindah tempat.

Asal usul manusia modern dari Afrika kini adalah model yang paling diterima dalam paleontropologi, untuk menggambarkan asal-usul dan penyebaran dini manusia modern. Teori Out of Africa dalam dunia akademis disebut juga Recent African Origin (RAO). Yang memuat hipotesis bahwa manusia memiliki asal-usul yang tunggal (monogenesis), yang juga pernah dirumuskan oleh Charles Darwin dalam Descent of Man (1971). Paham ini bersifat spekulatif sampai tahun 1980-an, ketika dibenarkan oleh penelitian atas DNA mitokondria pada manusia masa kini, dipadukan dengan bukti-bukti yang didasarkan pada antropologi fisik atas spesimen kuno.

Penterjemahan genetika dan bukti fosil menunjukkan bahwa perkembangan homo sapiens purba menjadi manusia hanya terjadi di Afrika, antara 200.000 sampai 150.000 tahun lalu. Bahwa anggota dari satu cabang homo sapiens meninggalkan Afrika antara 120.000 sampai 60.000 tahun yang lalu. Dan bahwa dalam perjalanan selama dalam kurun waktu tersebut, homo sapiens menggantikan populasi manusia yang lebih dini seperti manusia Neanderthal dan homo erectus.

Catatan mengenai migrasi besar-besaran tersebut dilaporkan terjadi bertepatan dengan aksi kanibal yang dilakukan oleh bintang Betelguese.

***

Mencari penjelaskan tentang fenomena bintang barat yang berpapasan dengan bintang timur artinya mencari penjelasan atas siklus 2 bintang sehingga terungkap titik temu dimana waktu terungkap, sedangkan fenomena terang dan redup adalah penjelasan atas jarak dimana bintang yang terang berarti berada pada jarak yang sedang mendekat, sebaliknya kecerahan cahaya yang berkurang artinya adalah dalam rentang jarak yang sedang menjauh.

Fenomena nova menjelaskan tentang kecerahan cahaya yang meningkat dan berkurang dengan menambahkan analisa kimia terhadap perubahan materi yang diakibatkan oleh hilangnya tekanan pada inti bintang. Jika perubahan atas kecerahan cahaya tidak melibatkan rapat dan renggang bentangan suatu jarak, tetapi murni reaksi kimia, dugaan menguat bahwa Nova bukanlah bintang barat yang terkenal yang selama ini kita cari-cari. Tetapi jika Nova adalah bintang yang hilang dan muncul karena siklus dan bentangan jarak, dugaan mengerucut bahwa Nova adalah bintang barat fenomenal yang terkenal, termasyur dan tersohor yang selama ini kita cari-cari keberadaannya.

Mayuukha Illaiya Mirabbi

7 Masa dan 7 Ayat Surat Al-Fatihah

"Jadi, mari kita tutup bersama-sama dengan membaca surat Al - Fatihah…” *** Sering dalam pertemuan atau majelis, pembaca pasti sudah ...