Selasa, 02 Februari 2021

Ontologi Al-Fajr



Karena cerita ke enam memuat Fajr, blog trajectory sengaja memunculkan cerita Fajr, untuk mengeliminir tanda tanya kenapa cerita ke 6 memasukkan surat Fajr, padahal jika menilik catalog, cerita tersebut berada pada juz terakhir dari Al-Quran, yaitu juz 30. Untuk alasan di mana kita tinggal dan demi menengarai alur cerita dimana kita terlibat, saya tidak menjamin untuk meninggalkan desain persona.

Jika “saya” adalah retorika zaman menurut al-quran, “saya” adalah subjek yang berada atau yang dimaksut, dimana kita terlibat di dalam al-quran, kecuali, kepercayaan bahwa quran adalah cerita mengenai penduduk diluar yang disampaikan al-quran,  ”saya” sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan peradaban penduduk yang diceritakan atau yang berkaitan didalamnya. Namun, pendekatan “saya” melahirkan kepatuhan, dan seberapa tidak menimbulkan jarak, perumpamaan yang dijabarkan yang berdasarkan cerita al-quran, membuat objek bernama “saya” adalah otomatis bagian dari al-quran. dan bukan konsep di luar al-quran. Tinggal sekarang bagaimana cara kita membuat pendekatan konsep yang dapat meminimalisir dampak bahwa “saya” sebagai objek, tidak terlempar jauh dari jangkauan pemahaman yang memadai, yang dapat menyesuaikan alur. Karena itulah, desain persona diperlukan. Dan jika pembaca menampik keterlibatan “saya” diluar konsep al-quran, dengan membuat jarak atas fakta yang ditulis al-quran, berarti “saya” secara otomatis berada pada posisi tidak di dalam jangkauan al-quran. kehendak al-quran tidak menyentuh “saya” sama sekali. untuk persoalan tersebut, keyakinan pembaca yang menengarai. Maayukhaa illaiya Mirrabi…

Jika pembaca percaya bahwa pembaca adalah bagian dari al-quran, terutama cerita yang berkaitan dengan retorika zaman, anda harus menghadapi fakta bahwa Quran, sudah menyiapkan materi skenario tentang kehidupan di bumi dan seberapa debu-nya kita, dari sudut pandang semesta. Mungkin yang sudah sering kita dengar, - dari orang tua dan guru kita - bahwa sebenarnya, kita itu tak lebih dari sekedar debu…yaitu debu semesta.

Sekelumit cerita dan sajak kehidupan kita di bumi, tidak lebih luas dan lebih panjang dari cerita kehidupan kita di angkasa, atau di ruang tata surya. Jika pembaca, sudah mahfum dengan peribahasa, “urip ki mung mampir ngombe”, - dibaca, hidup itu cuma mampir minum, - terutama orang jawa, pembaca mungkin maklum kenapa cerita Quran mengenai kehidupan bumi, dibaca : dunia, sesingkat apa yang sudah orang tua, dan guru kita katakan, melalui peribahasa. “urip ki mung mampir ngombe”

Lalu kenapa Fajr? Untuk menandai tempat di cerita ke enam, dari sekian banyak cerita dan skenario penjabaran mengenai tata surya yang telah diungkap oleh Quran.

Karena disitulah tempat kita tinggal…

Dugaan yang paling mendekati dari berbagai kecenderungan, artinya bahwa semirip apa desain persona dengan logika terdekat yang dapat dijelaskan secara nalar, disitulah titik temu yang paling bisa menjelaskan mengenai cerita yang pada runutan, dan penyusunannya lebih mirip teka-teki. Dan berdasarkan desain persona, “disitulah tempat kita tinggal” adalah kesimpulan yang paling relevan.

Sebelum ilmuwan berhasil menjabarkan dunia angkasa, Quran sudah lebih dulu membahas mengenai tata surya dengan pendekatan teks dan gaya bahasa, yang disusun berdasarkan lidah dimana, ruang dan waktu Quran tersebut berasal. Jikalau kemudian cerita tidak dipahami sebagaimana perkembangan gaya bahasa yang lahir kemudian, mungkin karena terputusnya logika penyampaian, dengan logika pemahaman penyampaian yang baru, - karena itulah saya sebut epistemologi, cara baru dalam meng-indoktrinasi,- kemudian ketepatan isi cerita menjadi kabut yang menutupi jarak pandang, tidak mengungkap makna sesungguhnya, lebih baik pembaca merunut ulang melalui pendekatan etimologi, dengan membuat pola atas kata dengan kandungan pola yang sama, yang diceritakan bukan pada hanya satu surat, misalnya, atau dengan menelusuri ulang dimana kata tersebut muncul melalui kecocokan tema surat, misalnya, untuk kemudian mengungkap kembali kebenaran kandungan sebenarnya.

Ayat pertama dari Surat 89, Al-Fajr berbunyi…

”Demi fajar.” (Surat 89, Ayat 1)

Fajar adalah mentari di pagi hari, mentari adalah matahari, dan matahari adalah tata surya atau star system. Dan sepanas apa matahari, dan bagaimana kecerahan cahanyanya, Quran dalam hal ini, menulisnya dengan bahasa “Neraka yang menyala-nyala, yaitu Jahannam.”

Bahasa peneliti, dalam menerjemahkan teka-teki, berbeda dengan bahasa yang diartikulasi oleh symbol. Jika dirasa tidak terdapat jawaban yang memadai atas logika, dilakukanlah penelusuran. Sehingga dirasa tepat, sesuai dengan apa yang bisa gambarkan oleh gaya bahasa umum yang berkembang dan bisa dicerna.

Kemudian, Ayat yang kedua dari Surat 89, Al-Fajr berbunyi…

“Dan Malam yang sepuluh.” (Surat 89, Ayat 2)

Ruang hampa yang gelap adalah malam disaat matahari sudah terbenam, atau bisa dijabarkan, planet berada pada posisi bahwa permukaan menghadap terbalik dari matahari, atau tidak menghadap matahari. “Yang sepuluh” berarti dengan jumlah yang sepuluh.

Sepuluh malam, di dalam system tata surya. Artinya ada sepuluh planet yang berotasi sehingga permukaannya tersinari matahari saat siang, dan bergantian dengan gelap pekat segelap ruang semesta di saat malam. Dan jika tidak ada permukaan planet, maka tidak akan ada rotasi pergantian siang dan malam.

***

Blog trajectory, sekali lagi mengingatkan bahwa tela’ah ulang yang disampaikan adalah dengan menggunakan bahasa ontology, dengan sentuhan desain persona untuk memposisikan saya dan pembaca agar dapat mengurai maksud dengan lebih tepat. Jika ada gurauan, bukan berarti meremehkan tetapi lebih memasukkan unsur “kesemestian”… bahwa semestinya kita menginginkan sesuatu yang ringan, yang dapat dijelaskan, yang mudah dipahami dan tidak membuat kita mengernyitkan dahi atau keluar dari jangkauan nalar. Bukankah begitu? Semoga pembaca memaklumi...

***

The density…Jah from Fajr

(QS : 89, Al-Fajr)

By Morning light and the night of ten

They are us…

Fajr From Jahannam Valley

I don’t see that asgard super charger vehicle…

Or wrag from the deep… come arrive or even…

Pass by with or without regret…

Their weird starship never left a serious mark here…

***

Hello, star system…

Balad from Fajr, is the first planet…from the peak of mount into the valey are sure eternal flare…they are a cage of flame…

Syams from Fajr, is the second planet…the muds are red, and what cloud veil can blind you, is a solid smoke.

Lail from Fajr, is the third planet…first sustain count on, from the star system, the Fajr. day and night are verse, while male and female are grown living things name. 5 “us” are exist here bordered by nort and suth capitalization.

Dhuhaa  from Fajr, is the fourth planet…it as dry as it barely mars look like, "the just device" tried to sneak peak but found nothing unless heavy bag of sand, which she will carried out to home and tried to make it big by her "just bubble sun-glasses." They are left behind, the planet surface… something left ruin there behind. Empty and alone…

Alam Nasyrah from Fajr, is the fifth planet…are pain relieve for second something living called “us” count on from lail, but I don’t so sure…I don’t sure about… lail things will land here or not.

Tiin from Fajr, is the sixth planet…solid shape of ring and some “us” can be a clue for what possibly life there look like, but the stone are the one which came upfront, secure hiding town beneath the bless hill. They was there before…and they were there once more…

Alaq from Fajr, is the seventh planet…they are cursed, since they curse “us”…the blood are the only way to them, to fade them thirst away. But them syrens are singing inviting to come. you'll hate them for the cold sicken teeth, but you'll need to pass by, once more, before sure what them all about… right at the time once Zabaniyah there. 

Qadr from Fajr, is the eight planet…a “us” explain about, a prosper night, which it way far better than thousands month. Jibril here to carry a full prosper night in…till the sun set to raise.

Al Bayy-inah from Fajr, is the ninth planet. They are was ugly betrayal, has a heaven cap and river on the down deep… now Al Bayy eternal hang with Fajr.

Zal-Zalah the dancing from Fajr, is the last tenth planet. Parable of the gum you blow from your mouth out, has same size as your head. It twin look like. barely horizon journey capture an image and explain that zalah are not alone, zalah is 2. 2 at 10th. They are dancing…

My adorable en lies here to dig about. Let en here…at zalah.

Salamun alaikum…

May be bless upon Fajr star system.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

7 Masa dan 7 Ayat Surat Al-Fatihah

"Jadi, mari kita tutup bersama-sama dengan membaca surat Al - Fatihah…” *** Sering dalam pertemuan atau majelis, pembaca pasti sudah ...